33 Kader MKGR Terjebak Lift Empire Palace
Minggu, 16 Oktober 2011 19:39 WIB
Surabaya - Sebanyak 33 kader generasi muda Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) Jawa Timur terjebak di dalam lift " gedung Empire Palace", Jalan Blauran, Surabaya, Minggu.
Diduga kuat terjebaknya ke-33 orang tersebut karena muatan lift yang terlalu banyak, sehingga membuat lift macet dan terhenti dari lantai lima ke lantai satu.
"Kemungkinan kuat memang karena lift yang dinaiki banyak orang. Dari kapasitas yang hanya 24 orang, tapi dinaiki 33 orang," ujar salah seorang petugas Empire Palace yang enggan disebutkan namanya kepada wartawan dengan alasan keamanan tersebut.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Namun satu orang, yakni Diah, warga Jalan Karang Rejo, Surabaya, harus dilarika ke RSU dr Soetomo untuk mendapatkan perawatan karena menderita sesak nafas.
Sejumlah 33 kader MKGR tersebut baru saja mengikuti pelantikan pengurus Ormas dan Gema MKGR Jatim di lantai lima Empire Palace. Ketua DPP Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso hadir dalam pelantikan itu.
Ketua DPD MKGR Jatim Gatot Sudjito mengatakan, para kader yang terjebak lift sudah bisa dievakuasi oleh petugas dan langsung mendapatkan perawatan.
"Kondisinya baik dan hanya satu orang sempat pingsan mungkin karena terlalu lama terjebak di dalam. Lainnya sekarang sedang makan dan mereka baik-baik saja," tuturnya.
Pihaknya menyayangkan tidak adanya petugas di dalam lift yang membantu para kadernya turun. Anggota DPRD Jatim itu juga heran karena lift masih bisa menutup dan mau turun meski kelebihan kapasitas.
"Biasanya kan kalau kelebihan kapasitas, pintu tidak mau menutup bersamaan dengan bunyinya alarm. Tapi ini kok masih bisa menutup ya? Dari kejadian ini bisa diambil hikmahnya dan semoga tidak terulang kembali," papar Gatot.
Sementara itu, Kapolsek Genteng Kompol Budi Santoso yang juga datang ke lokasi belum berani menyimpulkan penyebab macetnya lift tersebut.
"Kami masih mengumpulkan informasi dan memintai keterangan kepada beberapa pihak, termasuk beberapa korban untuk meminta penjelasan terkait insiden. Saat ini kami belum bisa menyimpulkannya," tukas dia.*