Surabaya (ANTARA) - Bank Jatim berupaya mengoptimalisasi infrastruktur dan sumber daya konvensional memperluas cakupan pangsa pasar perbankan syariah untuk meningkatkan kinerja Unit Usaha Syariah (UUS) dengan meluncurkan "Dual Banking Leveraging Model" (DBLM), Jumat.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman mengatakan DBLM merupakan strategi perusahaan agar bank syariah bisa memasarkan produk melalui tenaga pemasar maupun infrastruktur induk.
"Jadi, perusahaan lebih efisien, karena dari sisi cost bisa turun dan sales dapat bersinergi dengan lebih baik," kata Busrul melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya.
Busrul menyebut DBLM juga tidak memunculkan persaingan antara bank konvensional dengan bank syariah, namun dimaksudkan untuk saling melengkapi produk satu sama lain.
"Konsep DBLM di UUS Bank Jatim dapat melayani proses pembukaan dana pihak ketiga, pengajuan pembiayaan atau kredit, serta pelayanan customer service produk syariah ataupun konvensional," ucapnya.
Karenanya, keberadaan DBLM harus diimbangi dengan peningkatan pengetahuan pegawai, khususnya dalam hal perbankan syariah agar implementasinya berjalan maksimal.
"Untuk awal, DBLM masih ada di Cabang Utama Surabaya, tetapi semoga ke depannya akan ada DBLM di seluruh kantor cabang.
Sebab, melalui DBLM kegiatan bisnis dan operasional di UUS diharapkan menjadi lebih efisien guna mempercepat pertumbuhan bisnis.
Sementara, Bursul juga memaparkan pertumbuhan rata-rata tahunan asset UUS Bank Jatim sejak tahun 2016 hingga 2022 sebesar 6,43 persen.
Angka tersebut masih di bawah pertumbuhan rata-rata bank syariah di Indonesia sebesar 13,09 persen.
"Tentu ini akan menjadi harapan kami bersama bahwa dengan adanya DBLM dapat meningkatkan asset UUS Bank Jatim," ucap dia.
Dia menyatakan beberapa hal masih harus dilakukan oleh UUS Bank Jatim agar memberikan peningkatan kontribusi bagi perusahaan, diantaranya produk dan layanan harus kompetitif dalam memenuhi kebutuhan berbagai segmen nasabah, memaksimalkan penggunaan teknologi digital, serta kejelian maupun kecepatan menangkap peluang.
"Terpenting lagi mampu menciptakan inovasi baru dalam perbankan," ucap dia.