Surabaya (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk atau Bank Jatim terus mengoptimalisasi pelayanan perbankan kepada masyarakat dengan mengadopsi berbagai perkembangan teknologi yang bermunculan.
Direktur Keuangan, Treasury & Global Services Bank Jatim Edi Masrianto menyebut digitalisasi yang diterapkan untuk menjamin kelancaran pelayanan bagi para nasabah.
"Perkembangan teknologi yang semakin pesat pun juga perlu diantisipasi baik dari people, proccess, dan lainnya," kata Edi melalui keterangan resmi, Kamis.
Salah satu produk digitalisasi layanan Bank Jatim adalah "JConnect" yang kini sudah terhubung dengan berbagai model pembayaran daring.
"Kami juga telah melakukan digitalisasi keuangan pemda dan berhasil mengimplementasikan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD). Sekarang pembayaran pajak, retribusi, pendidikan bisa pakai virtual account ataupun QRIS," ujarnya.
Sistem digital perbankan "JConnect" kemudian dikembangkan menjadi "JConnect Remittance" yang memiliki mitra jaringan pelayanan keuangan di Malaysia
Layanan tersebut bertujuan untuk memudahkan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) agar lebih cepat dan aman dalam melakukan transaksi pengiriman uang antar negara.
Selama periode 2022-2023 total nominal transaksi "JConnect Remittance" telah tercatat sebanyak Rp733.057.612.299.
"Kami siap bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak demi memberikan kontribusi positif untuk Indonesia dan pengembangan bisnis Bank Jatim secara berkelanjutan," tuturnya.
Kemudian, digitalisasi pelayanan juga dicantumkan ke dalam skema lima pilar yang dimiliki oleh bank plat merah asal Jawa Timur tersebut.
"Perubahan struktur organisasi, human capital, rule making rules, perkembangan digital banking dan teknologi informasi, serta aksi korporasi penyertaan modal," kata dia.
Inovasi pelayanan membuat Bank Jatim berhasil meraih penghargaan, terbaru Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur menyabet "Indonesia Best Chief Financial Officer (CFO) 2023", pada Rabu (4/10).