Atlet Bridge Jatim Terancam Tidak Ikut PON
Selasa, 11 Oktober 2011 17:29 WIB
Surabaya - Atlet bridge Jawa Timur terancam tidak dikirim mengikuti Pekan Olahraga Nasional 2012, setelah gagal merebut medali emas pada kejuaraan nasional di Pekanbaru, Riau, 1-8 Oktober 2011.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Jatim Irmantara Subagio kepada wartawan di Surabaya, Selasa, memastikan bahwa cabang olahraga bridge terdegradasi dari program pemusatan latihan daerah (Puslatda) setelah gagal bersinar di kejurnas.
"Regulasi sudah jelas, cabang olahraga yang gagal merebut medali emas di kejurnas harus terdegradasi dari puslatda, meskipun atletnya memperoleh tiket PON," katanya usai menerima pengurus Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (Gabsi) Jatim.
Untuk bisa berlaga di PON, lanjut Irmantara, atlet bridge Jatim harus mampu menunjukkan prestasi maksimal di even nasional atau internasional.
"Kami masih memberi kesempatan mereka untuk memperbaiki prestasi. Tapi, kalau ternyata tidak ada peningkatan apa-apa, sebaiknya tidak usah ikut PON," kata pria yang akrab disapa Ibag itu.
Pada Kejurnas Bridge di Pekanbaru, Pengprov Gabsi Jatim hanya mampu meloloskan tim beregu dan pasangan putri menuju PON 2012, sedangkan sektor putra gagal total.
Enam atlet putri yang lolos PON, adalah Nur Khasanah, Nur Afifatun, Nur Ainiyah, Riga Prajuta, Fidelia, dan Yana.
Ketua Harian Gabsi Jatim Soedarno mengatakan, ada lima provinsi yang berhasil mendapatkan tiket PON, yakni Jatim, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara.
"Satu lagi kuota tiket PON menjadi jatah dari tuan rumah Riau," ujarnya.
Soedarno beralasan kegagalan tim putri Jatim meraih medali emas tidak lepas masalah nonteknis dan kesiapan mental tanding.
"Anak-anak justru kalah dengan tim yang tidak masuk unggulan, seperti Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat. Ada beberapa atlet yang kondisinya sempat drop saat tanding dan itu mempengaruhi permainan," ujarnya.
Soedarno menambahkan, pihaknya bisa menerima keputusan KONI Jatim soal degradasi dari program Puslatda Jatim.
"Kalau diberi kesempatan untuk memperbaiki prestasi, kami berencana merombak komposisi atlet untuk berlaga di Turnamen Bridge Geologi di ITB Bandung pada Desember mendatang," tambahnya.
Terkait kegagalan sektor putra, Soedarno mengakui kualitas lawan yang dihadapi memang jauh lebih baik dibanding atlet Jatim