Unnar Luncurkan Pusat Studi Inovasi Bisnis
Senin, 10 Oktober 2011 21:09 WIB
Surabaya - Universitas Narotama (Unnar) Surabaya meluncurkan Pusat Studi Sustainability dan Inovasi Bisnis (PSSIB) dengan menggelar seminar tentang pengembangan bisnis UKM lewat laman ("website").
"Untuk itu, kami mengundang peneliti dari UNS Prof Hasan Fauzi dan praktisi website dari detik.com Sapto Anggoro," kata Kepala Humas Unnar, Evy Retno Wulan SH MHum, di Surabaya, Senin.
Dalam paparannya, Direktur "Indonesian Center for Social and Environmental Accounting Research and Development" (ICSEARD) Prof Hasan Fauzi menyebutkan empat isu dasar yang dihadapi pelaku UKM.
"Empat isu UKM adalah modal atau keuangan (Finance), teknologi, ketersediaan input (Availability of Input), dam akses terhadap pasar (Access to Market)," kata alumni UGM Yogyakarta itu.
Alumni "Cleveland State University" Ohio, AS (S2) dan "Northern University of Malaysia-In Social and Environmental Accounting" (S3) itu menjelaskan isu itu membuktikan bisnis itu tidak mudah dan masyarakat membutuhkan solusi.
"Karena itu, adanya gagasan bisnisUKM.com sejak tahun 2010 yang tidak hanya menjual produk secara online turut memberikan solusi terhadap bisnis yang dihadapi para pelaku UKM melalui diskusi secara online pula," katanya.
Sementara itu, Direktur Operasi detik.com Sapto Anggoro mengatakan "sustainability" atau keberlanjutan adalah kemampuan untuk bertahan dan hal itu ditunjukkan "digital content" dalam bisnis di era global.
"Tidak hanya global, di Indonesia pun tumbuh pesat. Ada tokobagus.com, plasa.com, gantibaju.com, persma.com, kumpulblogger.com, bisnisUKM.com, dan sebagainya, namun sampai saat ini masih detik.com pemenangnya," kata alumni STKOSA-AWS Surabaya itu.
Mantan tukang cetak foto hitam-putih itu memaparkan lima kunci sukses dari "sustainability" bisnis di era global yakni produk, ekosistem, model bisnis, teknologi, dan peningkatan.
"Produk itu harus unik serta menuntut kompetensi dan kualitas; ekosistem menuntut kemampuan membaca lingkungan mulai dari pasar, pesaing, hingga peraturan; dan model bisnis menuntut kemampuan mengadaptasi model bisnis," kata mantan penulis dan wartawan di Surabaya Post itu.
Selain itu, kata mantan redaktur olahraga di Berita Buana dan Harian Republika itu, teknologi menuntut kemampuan 'update' dan menciptakan kembali teknologi baru; dan peningkatan menuntut kemampuan mengamati, menyalin, dan modifikasi.
(Foto: MoU PSSIB)