Pemkab Madiun Imbau Petani Optimalkan Sumur Pompa
Jumat, 7 Oktober 2011 15:46 WIB
Madiun - Pemerintah Kabupaten (Pemkap) Madiun, Jawa Timur, melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan setempat mengimbau para petani di wilayahnya mengoptimalkan pemanfaatan sumur pompa dalam guna mengairi sawah mereka selama musim kering tahun ini.
"Saat ini sudah ada 190 unit sumur pompa dalam yang dibangun dari anggaran pusat maupun provinsi untuk membantu pengairan. Sumur-sumur tersebut tersebar di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun," ujar Plt Dinas PU Pengairan Kabupaten Madiun, Budi Cahyono, Jumat.
Menurut dia, sumur-sumur pompa dalam tersebut diharapkan bisa membantu petani dalam mengairi sawahnya saat musim kering. Sumur tersebut untuk mengantisipasi belum terjangkaunya sawah petani oleh jaringan irigasi dari sejumlah waduk yang ada di Kabupaten Madiun.
"Meski jumlahnya belum ideal, namun keberadaan sumur-sumur tersebut diharapkan cukup membantu. Sedangkan jumlah ideal sumur pompa dalam untuk seluruh wilayah Kabupaten Madiun berlisar 200 - 220 unit sumur," kata Budi.
Dengan sumur pompa dalam yang memiliki kedalaman hingga lebih dari 100 meter di bawah tanah, dipastikan kemampuan mengeluarkan air akan lebih baik dari pada sumur pompa pantek atau diesel milik petani yang hanya memiliki kedalaman 20 hingga 40 meter.
Masalahnya, lanjut Budi, saat ini banyak petani yang enggan menggunakan sumur pompa dalam tersebut dan lebih menggunakan sumur pantek. Alasan mereka, sumur pompa dalam sedang rusak ataupun biaya operasionalnya besar.
"Memang ada beberapa sumur yang rusak dan dalam tahap perbaikan, namun keengganan menggunakan sumur pompa dalam lebih karena biaya operasional yang besar. Pengopersian sumur pompa dalam tersebut telah diserahkan ke petani melalui kelompok tani yang ada di bawah pengawasan dinas terkait," kata Budi menjelaskan.
Ia mengaku dilematis mengenai pemakaian sumur pantek yang kini digunakan para petani, karena pemakaian sumur pantek yang tidak terkendali akan mengancam persediaan air bawah tanah dan lingkungan, namun pihaknya tidak dapat berbuat banyak. Saat ini diperkirakan jumlah sumur pantek di Kabupaten Madiun lebih dari 14.000 unit.
Penggunaan sumur pompa dalam ini sangat perlu, sebab selain dapat menyelamatkan sumber air tanah juga dapat membantu jaringan irigasi petani. Dengan pengaturan jaringan irigasi teknis ini akan membantu petani untuk mematuhi pola tanam yang benar yakni padi-padi-palawija.
"Pola tanam padi-padi-palawija sangat sesuai dengan siklus iklim di Indonesia. Sementara, dengan sumur pantek petani akan memaksa untuk menanam padi-padi-padi yang akhirnya malah berakibat puso karena kurangnya stok air," kata Budi.
Sedangkan jika mengandalkan waduk di musim kering juga tidak dapat dilakukan lagi karena penyusutan debit air akibat pengendapan dan matinya sumber persediaan tanah. (*)