Ponorogo (ANTARA) - Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyatakan, saat ini layanan (jaringan wifi) internet gratis telah merambah di 6.842 lingkungan rukun tetangga (RT) dan tersebar di berbagai pelosok desa daerahnya.
"Dulu saat awal menjabat (sebagai bupati) hanya ada empat titik (wifi gratis). Jumlah ini terus kami perluas dan sekarang alhamdulillah sudah ada di setiap RT. Semoga dengan literasi digital ini bisa semakin luar biasa untuk Kabupaten Ponorogo," kata Bupati Sugiri di Ponorogo, Jawa Timur, Senin.
Perluasan layanan jaringan internet gratis ini memang menjadi salah satu kebijakan unggulan Pemkab Ponorogo di era Sugiri Sancoko.
Ia memulainya sejak awal menjabat bupati dengan meluncurkan program Inpomase (internet Ponorogo Masuk RT). Hasilnya, sebaran fasilitas layanan wifi gratis terus bertambah. Dari awalnya hanya tersedia di beberapa titik fasilitas publik, berkembang ke hampir semua balai kecamatan dan balai desa/kelurahan.
Cakupan sebaran kian meluas setelah program Inpomase digencarkan sehingga titik hotspot layanan internet gratis tersedia di hampir setiap RT yang ada di daerah itu.
Ia berpesan agar program digitalisasi tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik oleh warga, terutama pengguna jasa internet di pedesaan untuk tujuan-tujuan positif.
Misalnya untuk mengakses informasi segala hal berkaitan dengan pembangunan daerah maupun nasional, ekonomi politik, spiritual hingga untuk mengakses pekerjaan maupun dalam upaya pencarian lapangan kerja.
"Sebaliknya, mari kita manfaatkan kemajuan teknologi informasi ini untuk menangkal berita bohong (hoaks) maupun konten negatif lainnya," kata Kang Giri, sapaan Sugiri Sancoko.
Menurutnya, digitalisasi saat ini tidak bisa dibendung dari berbagai lini kehidupan.
"Digitalisasi ibarat seperti madu dan racun, dimana madunya memberikan kemudahan untuk akses informasi. Sedangkan racunnya berupa hoaks serta konten negatif," katanya.
Kepala Kominfo Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin mengapresiasi program digitalisasi yang digalakkan Pemkab Ponorogo, khususnya dalam upaya memperluas jangkauan internet hingga tingkat pedesaan dan RT, sehingga masyarakat menjadi lebih 'melek' informasi.
"Tapi harus diingat, selain memberikan kemudahan digitalisasi juga rawan tindak pidana. Oleh sebab itu ia berharap kepada masyarakat agar menjaga etika digital. Termasuk menjaga keamanan data pribadi masing-masing," ujarnya.
Oleh karenanya, Sherlta mengingatkan agar setiap pengguna internet selalu menjunjung etika digital. "Jangan mudah berikan data pribadi terutama KTP, jangan sampai dimanfaatkan orang lain, terutama username dan password," katanya.