Sumenep - Kepolisian Resor Sumenep, Jawa Timur, memeriksa tujuh saksi dalam kasus perahu motor "Putri Tunggal" yang terbalik dan mengakibatkan 13 penumpangnya ditemukan meninggal dunia. "Secara keseluruhan sudah ada tujuh saksi. Sementara untuk nakhoda perahu baru kami interograsi. Kondisi nakhoda perahu masih terlihat belum stabil," kata Kepala Kepolisian Resor Sumenep, AKBP Susanto, Jumat. Perahu motor "Putri Tunggal" terbalik dan akhirnya tenggelam di perairan antara Pulau Tonduk dan Guagua, Kecamatan Raas, pada Sabtu (24/9) lalu. Kecelakaan laut itu mengakibatkan 13 penumpang ditemukan tewas dan 23 penumpang lainnya ditemukan selamat. "Bangkai perahu sudah ditarik ke pantai. Kami menyita sejumlah papan atau pecahan perahu motor tersebut sebagai barang bukti," ujarnya. Susanto mengatakan, personel dari Kepolisian Resor Sumenep yang dikirim ke Pulau Guagua untuk membantu penyidikan kasus terbaliknya perahu tersebut oleh anggota Kepolisian Sektor Raas sudah kembali ke daratan. "Personel tim sudah ditarik ke daratan. Dalam penanganan kasus ini, kami juga melibatkan personel pihak terkait, yakni Dinas Perhubungan Sumenep," katanya menambahkan. Ia juga mengemukakan, ada dua faktor yang diduga menjadi penyebab perahu motor "Putri Tunggal" terbalik dan akhirnya tenggelam, yakni kondisi cuaca yang buruk dan kelebihan penumpang. "Kami masih mendalami kasus ini. Keterlibatan personel Dinas Perhubungan dalam penanganan kasus ini sebagai saksi ahli guna mengetahui penyebab perahu tersebut terbalik," katanya. Perahu motor "Putri Tunggal" mengangkut rombongan kerabat warga Pulau Guagua yang menikah dengan warga Tonduk pada Jumat (23/9). Kemudian, pada Sabtu sekitar pukul 07.00 WIB, perahu itu berangkat dari Tonduk dengan mengangkut kerabat pengantin yang akan pulang ke Guagua. Namun, di perjalanan tepatnya sekitar pukul 09.00 WIB, perahu tersebut terbalik dan akhirnya tenggelam akibat dihantam ombak. Sesuai data di Kepolisian Resor Sumenep, 13 penumpang perahu terbalik yang ditemukan tewas adalah Suri (61), Kartini (41), Mahwiya (38), Yansuri (62), Patma (67), Norsani (55), Lisa (1), Ama (56), Mawar (35), Siti Amalia (11), Sawiya (70), Maskia (51), dan Sarah (2), semuanya perempuan dan warga Desa (Pulau) Guagua. Sementara 23 korban selamat adalah Halik (55), Samsul (57), Kahfi (49), Suryadi (39), Nurhasan (56), Junaidi (37), Herdiansyah (25), Mas'oda (42), Astutik (39), Ila (30), Siti Amina (38), Nurmanik (32), Mawiya alias Empik (39), Fauzi (25), Samsiya (49), Sandriadi (25), Rahlia (35), Irfan (2), Erhani (25), Innalia (50), Aminullah (56), Amriawan (34), dan Suryansah (42) yang merupakan nakhoda perahu motor "Putri Tunggal". (*)
Polisi Periksa Tujuh Saksi Kasus Perahu Terbalik
Jumat, 30 September 2011 18:18 WIB