Umat Kristiani Pamekasan Tak terganggu Bom Solo
Selasa, 27 September 2011 5:31 WIB
Pamekasan - Umat Kristiani di Pamekasan, Madura, mengaku tidak terganggu dengan kasus bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah, yang terjadi pada Minggu (25/9) lalu.
"Umat Kristiani Pamekasan tidak terpengaruh dengan bom bunuh diri itu. Aktivitas ibadah tetap berlangsung," kata pendeta di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Jemaat Mahkota Hayat, James AA Mewengkang, kepada ANTARA, Senin malam.
Ia menjelaskan, umat Kristiani di gereja itu tetap melaksanakan kegiatan ibadah seperti biasanya.
Menurut Pendeta James, umat Kristiani Pamekasan merasa tidak terlalu khawatir, karena jumlah umat Kristiani yang ada di Pamekasan sangat sedikit. Sehingga pendatang baru yang bukan jemaat akan mudah diketahui.
Selain itu, petugas keamanan juga ikut memantau melakukan pengamanan di berbagai gereja yang ada di Pamekasan, sehingga mereka tidak perlu khawatir lagi akan adanya ancaman teror bom di kota itu.
"Saya kira semua pihak sudah mengetahui hal ini. Aparat kepolisian juga proaktif melakukan pengamanan," katanya menjelaskan.
Kendati demikian, sambung Pendeta James, dirinya tetap menyayangkan adanya aksi bom bunuh diri di Solo itu, karena banyak umat Kristiani yang menjadi korban bahkan ada yang meninggal dunia.
"Kami hanya bisa berharap, aktor intelektual pelaku pengeboman bisa segera ditangkap, sehingga kejadian merugikan yang serupa tidak akan terulang lagi," kata James.
Sementara saat ditanya apakah pelaku pengeboman terkait kasus SARA, James menyatakan siapa saja bisa menjadi pelaku. Terorisme ada dimana-mana dan bisa masuk ke semua agama dimana saja.
"Kalau dikaitkan dengan orang yang beda agama itu terlalu jauh. Yang jelas pelaku bom bunuh diri itu adalah oknum yang tidak memiliki rasa prikemanusiaan. Makanya kami berharap petugas segara mengusut tuntas kasus ini," pungkasnya.
Di Pamekasan, ada sebanyak tujuh tempat ibadah umat Kristiani yang salah satunya adalah Gereja Mahkota Hayat yang beralamat di Jalan Jokotole di kota itu.
Sejak kasus bom bunuh diri terjadi di GBIS Solo pada Minggu (25/9), ketujuh gereja di Pamekasan dijaga ketat polisi bersenjata lengkap. Setiap jemaat yang hendak beribadah ke gereja itu diperiksa dengan menggunakan alat pendeteksi logam. (*)