Umat Kristiani Pacitan Tidak Tuduh Umat Islam
Senin, 26 September 2011 20:30 WIB
Pacitan - Umat Kristiani di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, tidak menuduh umat Islam di balik bom bunuh diri yang diduga dilakukan salah seorang anggota kelompok Jihad Islam di GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah (25/9).
"Kalau itu (bom Solo) membuat kami lebih waspada memang iya, tetapi kalau sampai khawatir berlebihan, apalagi sampai panik, saya kira tidak," kata salah seorang jemaat Gereja Elim di Indonesia, Arjowinangun, Kota Pacitan, Setyawan, Senin.
Meski meyakini pelaku pengeboman dengan cara bunuh diri tersebut adalah dari kelompok ekstremis yang selama ini dituding melakukan serangkaian aksi teror, ia maupun sejumlah umat Kristiani Pacitan lain tidak serta-merta menyudutkan umat lain, khususnya Islam.
Sebaliknya, Setyawan maupun jemaat Gereja Elim lain justru meyakini bahwa aksi bom bunuh diri tersebut tidak mewakili ajaran tertentu, melainkan lantaran pemahaman "sesat" pelaku teror.
"Tidak hanya kami (umat Kristiani), seluruh masyarakat Indonesia termasuk umat Islam sendiri pasti juga mengutuk segala bentuk teror tersebut. Tidak ada satu pun agama di dunia yang membenarkan tindak terorisme," ujarnya.
Hal senada disampaikan pengusaha Kristiani, Chrismilia Natalia. Pemilik hotel dan restoran di Jalan Ahmad Yani ini mengakui, meski sempat terkejut dengan peristiwa bom Solo, ia yakin kejadian itu tidak akan mampu memecah-belah kerukunan antarumat beragama yang sudah terjalin di Indonesia.
Chrismilia sendiri mengaku tidak takut melakukan aktivitas seperti biasa, termasuk untuk beribadat di gereja seperti hari-hari sebelumnya.
Bahkan, prosesi di Gereja Katholik Franciscus Xaferius tempatnya beribadah, maupun di gereja-gereja lain, tetap berlangsung normal tanpa ada gangguan.
Namun, Chrismilia maupun umat Kristiani lain tetap berharap insiden pengeboman jemaat gereja di GBIS Kepunton, Solo tidak sampai terjadi lagi di wilayah manapun.
Mereka mendesak polisi cepat dalam melakukan pengungkapan kasus tersebut serta meningkatkan pengamanan agar insiden serupa tidak terulang.