Surabaya (ANTARA) - Komunitas Grup Arek Suroboyo (GAS) menjadikan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia sebagai momentum memperkuat rasa nasionalisme seluruh masyarakat Indonesia, khususnya warga kota setempat.
"Jadi, kami berusaha untuk lebih merangkul semua teman-teman lebih cinta lagi agar bisa bersama-sama membangun negara dengan lebih baik lagi dengan kasih dan persahabatan," kata perwakilan GAS, Tania, di sela acara di Surabaya, Jumat malam.
Dia berharap seluruh masyarakat Indonesia lebih menjunjung semangat persatuan, sehingga mampu mengikis pemikiran yang bisa berdampak pada kondisi stabilisasi negara.
"Harapannya ke depannya kami bisa lebih damai, sejahtera, lebih banyak saling mengasihi, dan saling tepo sliro," ujarnya.
Selain itu, pada acara tersebut juga digelar penyerahan piagam apresiasi kepada Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur Dato Guru Kiai Haji Abdul Hamid Wahid sebagai pemrakarsa pondok pesantren berbasis mandarin pertama di Indonesia.
Penyerahan piagam apresiasi diberikan oleh Widyaiswara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur Muchamad Taufik.
Menurut Taufik, Kiai Haji Abdul Hamid Wahid mampu membawa Pondok Pesantren Nurul Jadid menjadi percontohan lantaran memasukkan bahasa mandarin sebagai kurikulum pendidikan dan punya jaringan kerja sama luas dengan sejumlah lembaga di China.
"Satu-satunya pondok pesantren yang mengembangkan kurikulum bahasa mandarin di Indonesia, bahkan sudah kerja sama dengan lembaga pendidikan di China, maka dari itu kami beri penghargaan," tuturnya.
Sementara, Kepala Pondok Pesantren Nurul Jadid Dato Guru Kiai Haji Abdul Hamid Wahid menyatakan alasan memasukkan bahasa mandarin di kurikulum pondok pesantrennya karena ingin para santri belajar banyak hal tentang peradaban dan perkembangan keilmuan dari sana.
Kiai Abdul Hamid Wahid menyebut selain metode pengajaran melalui pendidikan di kelas, pondok pesantrennya juga mengirim sejumlah santri untuk menimba ilmu dan pengalaman di China.
"Kami mengirim kesana mulai tahun 2000-an awal, generasi berikutnya sekitar lima tahun setelahnya dan mulai tahun 2010-an mereka mulai kembali. Sekarang kami juga sudah menyebar untuk saling belajar," ucapnya.
"Mereka bahkan ada yang sudah menguasai di tingkat pemahaman mendalam sastra, filosofi, dan sejarahnya," tambah dia.
"GAS" jadikan HUT ke-78 RI momentum perkuat rasa nasionalisme
Jumat, 11 Agustus 2023 22:06 WIB
Harapannya kedepannya kami bisa lebih damai, sejahtera, lebih banyak saling mengasihi