Surabaya (ANTARA) - PT SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) bersama Konsulat Jenderal Australia saling bertukar pandang mengenai konsep energi terbarukan yang telah dijalankan oleh masing-masing pihak.
Direktur Utama PT Sier Didik Prasetiyono dalam keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Rabu, memaparkan materi mengenai solar panel dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dimiliki perusahaannya.
"Saat ini melalui SIER Energy, PT SIER mengimplementasikan awal solar panel atap di tiga lokasi. Yakni di SIER, IPAL SIER, dan IPAL PIER dengan kapasitas mencapai 430 kWp," ucapnya.
Untuk pembangunan solar panel, pihaknya melalui SIER Energy berupaya untuk menyediakan dan menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Hal ini seiring dengan komitmen negara yang tertuang dalam kesepakatan G-20 tentang Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030. Di mana porsi pembangkit EBT diproyeksikan akan mencapai 51,6 persen atau lebih tinggi dibanding pembangkit fosil," ujarnya.
Didong, sapaan akrabnya berharap dengan bertemunya kedua belah pihak dapat mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia.
"Hubungan ini juga bisa menghasilkan kerja sama yang makin bervariasi ibarat simbiosis mutualisme, sehingga bisa menguntungkan kedua pihak,” kata dia.
Sementara itu, Deputy Consul-General and Trade and Investment Commissioner AUSTRADE Lauren Adams juga menjelaskan mengenai perspektif pemerintah Australia mengenai konsep energi baru terbarukan.
"Antara pemerintah Australia dan pemerintah Indonesia, transisi ke nol bersih, keberlanjutan, ekonomi sirkular, dan bagaimana kita secara bersama-sama menghadapi tantangan lingkungan saat ini adalah bagian yang sangat penting dari pekerjaan yang kita lakukan juga,” ujar Lauren.
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan akan terjalin kolaborasi di antara kedua belah pihak nantinya, terutama dengan SIER sebagai salah satu pengelola kawasan industri telah memulai pergerakan menuju Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
“Memahami lebih banyak tentang apa yang sedang dilakukan di dalam kawasan industri yang sedang menuju transisi dan berpotensi mencari cara agar kita dapat berkolaborasi di hal itu juga," tuturnya.
"Dalam peran saya sebagai Trade and Investment Commissioner, kami mendukung perusahaan Australia untuk mengidentifikasi peluang komersial dengan Indonesia, sama seperti SIER yang berbicara tentang keberlanjutan dan sisi transisi energi, mungkin ada beberapa peluang untuk kita berkolaborasi,” tambah Lauren.