Surabaya (ANTARA) - Sore itu, di sepanjang Jalan Ahmad Yani belasan pohon Tabebuya berdiri kokoh menghiasi kawasan yang menjadi penghubung Surabaya dengan Sidoarjo tersebut.
Bentuk Tabebuya menyerupai bunga Sakura asal Jepang, memiliki beberapa warna seperti putih, merah, kuning, ungu dan magenta yang berhasil menarik perhatian pengguna jalan saat melintasinya.
Beberapa pengguna motor berhenti sejenak untuk mengabadikan dirinya atau berteduh di bawah pohon Tabebuya. Ditambah, saat itu kondisi jalanan tidak padat sehingga dapat menambah estetika suasana Kota Pahlawan.
Terlihat perempuan remaja sedang duduk kursi di trotoar sambil memandangi dan menikmati keindahan Tabebuya. Sambil memakai earphone, dia seolah tenggelam dalam lagu yang didengarkannya, sembari sesekali tersenyum tipis.
Ia sering berhenti sejenak di pinggir jalan untuk sekadar memandangi keindahan pohon Tabebuya, dan mengaku terhibur keindahan bunganya.
“Biasanya saya berhenti sejenak di pinggiran sini hanya untuk menyegarkan kembali kepala setelah bimbingan skripsi. Bagiku kegiatan sederhana ini dapat mengurangi rasa lelah,” ucap mahasiswi Universitas Negeri Islam Sunan Ampel Surabaya, Karina Eka.
Hal senada disampaikan mahasiswi Universitas Bhayangkara Surabaya Elvina Defa yang mengatakan pohon Tabebuya di depan kampusnya cukup membantu memperindah dan mempercantik suasana.
“Rasanya setiap berangkat kuliah berkhayal sedang berkuliah di Jepang,” kata dia di area kampusnya.
Pada kesempatan sama, salah seorang pegawai Royal Plaza Surabaya Kharisma Nanda berpendapat bahwa terobosan pemerintah untuk mempercantik kota Surabaya sangat unik dan indah.
Baginya, saat berjalan dari rumah ke kantor cukup melelahkan akibat kemacetan dan panas matahari menyengat dan akhirnya mempengaruhi semangat kerja.
“Namun, dengan adanya bunga-bunga yang berwarna ini membuat semangat beraktivitas saya tumbuh lagi,” ujar dia.
Memiliki pendapat sama, Karina, Elvina dan Kharima berharap pohon tabebuya terus dilestarikan dan lebih dirawat serta penanaman Tabebuya diperbanyak di setiap lokasi.
“Tak hanya di sepanjang jalan protokol saja, tapi jalanan yang cukup pelosok juga dapat bagian,” tuturnya.