Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, akan menaikkan insentif guru honorer PAUD di Kabupaten Kediri hingga 50 persen yang akan mulai diberikan pada 2024.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengemukakan pihaknya telah memperhitungkan alokasi anggaran pemerintah daerah untuk menambah insentif bagi ribuan guru honorer tersebut. Penambahan alokasi tersebut cukup untuk meningkatkan insentif dari Rp100 ribu menjadi Rp150 ribu.
"Sudah kami hitung dengan kemampuan anggaran yang ada. Maka di tahun 2024, kami naikkan sedikit lebih baik menjadi Rp150 ribu," katanya dalam acara penguatan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan di Convention Hall Simpang Lima Gumul (SLG), Kabupaten Kediri, Kamis.
Bupati juga meminta kepada para pendidik PAUD di Kabupaten Kediri juga memperhatikan kebiasaan anak sejak dini. Pihaknya berharap, anak-anak dibatasi penggunaan gawai sejak dini, demi perkembangan anak.
Pihaknya prihatin dengan temuan anak-anak usia sekolah yang ternyata lebih mementingkan penggunaan gawai ketimbang harus membeli kebutuhan sekolah seperti sepatu.
Padahal, sepatu yang seharusnya menjadi kebutuhan primer kini justru bergeser menjadi sekunder. Pun sebaliknya, gawai saat ini dianggap menjadi kebutuhan primer.
"Jadi, tolong diingatkan orang tuanya, supaya tahu apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkan," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri Mokhamat Muhsin mengatakan pemerintah sudah mengkaji kebutuhan untuk memberikan tambahan insentif untuk para guru PAUD di Kabupaten Kediri.
Ia menyebut, anggaran yang harus dipersiapkan Pemerintah Kabupaten Kediri untuk peningkatan insentif tersebut sebesar Rp1,5 miliar dengan jumlah penerima sebanyak 2.156 guru PAUD di Kabupaten Kediri.
Ia menjelaskan nantinya insentif tersebut selain akan diberikan kepada guru, PAUD, juga kepada guru TK, serta tenaga non-ASN dengan masa bakti minimal tiga tahun.
Selama ini, para guru tersebut diberikan insentif Rp100 ribu per bulan, sehingga nantinya sesuai dengan instruksi dari Bupati Kediri, akan dinaikkan menjadi Rp150 ribu per bulan.
"Kami cut off di guru-guru yang sudah mengajar dari tahun 2021," ujar Mokhamat Muhsin.
Pihaknya berharap, dengan adanya kebijakan itu, para guru tersebut juga lebih bersemangat mengajar, sehingga anak-anak juga tumbuh dengan lebih baik ke depannya.