Sementara, untuk market share peti kemas di lingkungan Tanjung Perak, TPS masih mendominasi sebanyak 80 persen peti kemas internasional.
Direktur Utama TPS Wahyu Widodo, dalam siaran persnya, di Surabaya, Selasa, mengatakan bahwa pihaknya optimis di tahun-tahun berikutnya akan terus dapat meningkatkan arus peti kemas, terlebih saat ini melalui Subholding Pelindo Terminal Petikemas Surabaya (SPTP) telah merencanakan melakukan peremajaan alat bongkar petikemas yakni empat unit Container Crane (CC) dan 14 unit Rubber Tyred Gantry (RTG).
“Penambahan ini tentunya akan sangat mendukung produktivitas kami, dimana saat ini kami didukung 12 unit CC dan 30 unit RTG, beberapa diantaranya memang butuh peremajaan untuk lebih meningkatkan produktivitas bongkar muat ke depannya.” ujar Wahyu.
Menurut dia, sampai dengan semester satu 2023, TPS juga mencatat peningkatan kinerja bongkar muat, yakni pada angka 56,09 box/ship/hour, jauh di atas kinerja bongkar muat yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan melalui Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak di Surabaya, yakni 48 box/ship/hour.
"Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun lalu pada periode yang sama, di tahun lalu yang masih tercatat 51,23 box/ship/hour," ucapnya.
Kenaikan arus petikemas ini, lanjutnya, juga didukung dengan adanya service-service baru yang masuk ke TPS selama satu semester ini, yakni Vietnam – Malaysia – Indonesia (VMI) service yang dioperatori oleh Evergreen.
Selanjutnya, PAX service, APR service dan JSS service yang dioperatori oleh CMA CGM Group, kemudian East Timor Service/ Singapore-Dili-Darwin (ETS/SDD) service yag dioperatori oleh Mariana Express Lines dan Swire shipping, Seahorse service yang dioperatori oleh MSC.
Serta beberapa adhoc service (service tambahan/ service non regular) yang turut menambah catatan kenaikan arus di TPS.(*)