Ponorogo (ANTARA) -
Kepolisian Resort Ponorogo, Jawa Timur menyiagakan sedikitnya 400 personel untuk melakukan pengamanan wilayah, khususnya di jalur-jalur perbatasan, menjelang kegiatan "Suran Agung" oleh kelompok perguruan silat di daerah itu pada akhir Juli.
"Hari ini kami instruksikan semua personel untuk mulai melakukan pengetatan pengawasan dan pengamanan wilayah, terutama di titik-titik (jalur) perbatasan," kata Kapolres Ponorogo AKBP Wimboko di Trenggalek, Jumat.
Kegiatan "Suran Agung" merupakan ritual pelantikan anggota baru yang rutin dilakukan sejumlah perguruan silat setiap bulan Suro (penanggalan Jawa) atau bulan Muharam (versi kalender Islam).
Ritual ini biasanya diwarnai pergerakan massa dalam jumlah banyak dari beberapa penjuru daerah, menuju titik kumpul kegiatan Suran Agung di pusat perguruan silat di Kota Madiun.
Pergerakan massa inilah yang selalu diantisipasi kepolisian. Sebab, konvoi anggota perguruan silat tak jarang diwarnai "gesekan" antarkelompok perguruan silat ataupun antara massa pesilat dengan warga.
"Setiap perbatasan kita siagakan sebanyak 100 personel untuk pengamanan Suran Agung," katanya.
Wimboko pun meminta para anggota pencak silat yang masih nekat melakukan konvoi ke Kota Madiun untuk putar balik.
Sebab sesuai dengan ikrar yang telah dilakukan sebelumnya, disepakati untuk tidak melakukan mobilisasi ke Kota Madiun.
"Sudah disepakati dalam ikrar damai bulan Suro lalu, jadi tidak ada pergerakan masa ke Kota Madiun," katanya.
Untuk itu, penyekatan berlapis akan dilakukan di sejumlah perbatasan.
Selain di Ponorogo penyekatan juga akan dilakukan di Kota Madiun. Ini dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Selain itu, pihaknya sejak Rabu (18/7) juga telah melakukan penyekatan kegiatan 1 Suro di perbatasan.
Hasilnya ratusan kendaraan yang akan menghadiri acara tersebut terpaksa di putar balik.
"Kami berikan pengertian secara humanis, dan kami arahkan untuk putar balik," kata Wimboko.