Direktur Utama Pelindo Marines Warsilan, dalam keterangannya yang diterima di Surabaya, Jumat, mengatakan pihaknya mengerahkan armada satu unit kapal tongkang bermesin (Self-Propelled Oil Barge), SPOB.
"Putra Satria dengan kru kapal yang berpengalaman dan dukungan pekerja bongkar muat yang kompeten di dermaga muat dan bongkar. Pengangkutan FAME yang reliable via transportasi laut sangat penting untuk mendukung keterjagaan pasokan, agar produksi tidak terhambat," katanya.
Karena, lanjutnya, peningkatan pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan (non-fosil) merupakan bagian dari Program Strategis pemerintah.
Menurut dia, sejak akhir 2020, pihaknya juga telah berhasil melayani pengangkutan FAME dari Pelabuhan Gresik ke Pelabuhan Tanjung Perak, di Surabaya, Jawa Timur.
“Pelindo Marines terus mengembangkan kualitas teknis layanan pengangkutan FAME via transportasi laut. Karena telah menjadi best practise untuk biaya logistik yang lebih efisien dari sisi biaya angkut, dan lebih efektif dari sisi durasi angkut (daripada pengangkutan via transportasi darat)," ujarnya.
Sementara itu, pakar maritim dari Institut Teknologi 10 Nopember (ITS) Surabaya Raja Oloan Saut Gurning menambahkan bahwa usaha angkutan muatan FAME tersebut menjadi bentuk dukungan BUMN Pelindo atas usaha memperkuat bauran energi nasional berbasis bahan bakar nonfosil.
Menurut Raja Oloan, karena hal tersebut dipandang menjadi potensi besar untuk terus dikembangkan penerapannya bagi Indonesia, termasuk dalam industri maritim dan perkapalan nasional.
“Diharapkan di masa mendatang, Pelindo Marines dapat lebih berpartisipasi dalam mendukung rantai pasok atau logistik maritim FAME tidak hanya pada kebutuhan angkutan lautnya saja. Namun juga penyediaan fasilitas tangki pencampuran dan penyimpanan, jaringan pipa khususnya dari kapal ke wilayah pelabuhan," tutur dosen lulusan World Maritime University tersebut.
Serta, menurut dia, yang utama lagi yaitu distribusi FAME hingga bahan bakar berkandungan sulfur rendah secara terpadu dalam jejaring rantai pasok energi.