Surabaya (ANTARA) - Lembaga Surabaya Survey Center (SSC) menyebut tiga partai politik yang paling dipilih warga Nahdlatul Ulama atau Nahdliyin di Kota Surabaya, Jawa Timur, jelang Pemilu 2024, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa.
"PDIP menjadi partai politik yang paling dipilih oleh kalangan pemilih Nahdliyin di Kota Surabaya," kata Direktur Riset SSC Edy Marzuki saat merilis hasil survei lembaganya di Surabaya, Kamis.
Edy mengungkapkan PDIP berada di posisi pertama sebagai parpol yang paling dipilih oleh kelompok pemilih Nahdliyin di Surabaya, diikuti Partai Gerindra dan PKB pada posisi kedua dan ketiga.
"PDIP meraih dukungan 52,1 persen, Partai Gerindra 8,7 persen, menyusul PKB dengan 7,2 persen," ucapnya.
Lebih lanjut, Edy menambahkan Partai Demokrat memperoleh 6 persen, Golkar dengan 5,1 persen, PKS 3 persen, Nasdem 2,3 persen, PPP dan PAN masing-masing 1,8 persen dan 1,7 persen, PSI 1,3 persen, serta Perindo 1,1 persen.
"Sisanya kurang dari 1 persen, yakni PBB, Partai Ummat, Hanura, Gelora, dan Garuda, semuanya kompak dengan 0,1 persen. Bahkan, Partai Buruh dan PKN tidak menjadi pilihan kalangan Nahdliyin Surabaya," urai Edy.
Meski demikian, Edy mengatakan bahwa masih ada sisa ceruk suara di masyarakat Surabaya pada kelompok pemilih ini.
"Masih ada 9,2 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Dengan jumlah sebanyak ini, yang bisa merangkul mereka bisa menyalip di tikungan akhir, jika dikelola dan dimanfaatkan dengan optimal," katanya..
Sebagai informasi, hasil penelitian yang dilakukan oleh SSC ini dilaksanakan dari tanggal 20 hingga 30 Juni 2023 pada 31 Kecamatan se-Surabaya.
Sebanyak 1.200 responden dari kalangan Nahdliyin dipilih dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. Penentuan responden dalam setiap Kartu Keluarga (KK) dilakukan dengan bantuan kish grid.
SSC adalah salah satu lembaga survei yang bernaung di bawah Asosiasi Survei Opini Publik Indonesia (ASOPI) dan aktif dalam berbagai kegiatan riset opini publik sejak 16 tahun lalu, tepatnya sejak 7 Juli 2007.