Surabaya (ANTARA) - Influencer Dakwah Digital Kadam Sidik menyatakan kapasitas ilmu, verifikasi, dan memahami kondisi menjadi tiga poin bagi para pendakwah yang akan melakukan aktivitas penyampaian materi di dunia maya.
"Dunia digital adalah dunia tontonan, dunia pendengaran, scroll, sehingga pendakwah sekarang juga harus menguasai dunia digital," kata Kadam melalui keterangan resmi, Minggu.
Dia menyebut poin pertama terkait kapasitas ilmu menjadi aspek penting bagi para pendakwah, sebab harus mengetahui seluk-beluk materi yang disampaikan-nya.
"Misalnya, level ilmu itu ada 10 level, tapi ilmu saya masih sampai level enam, maka ilmu yang perlu saya sampaikan adalah level satu sampai lima, jadi membahas apa yang diketahui saja," ujarnya.
Lebih lanjut, Kadam menyatakan verifikasi diperlukan untuk memastikan kebenaran pada suatu kabar yang akan dibagi kepada khalayak luas, guna mencegah munculnya penyimpangan informasi.
Apalagi di masa saat ini, tak dipungkiri-nya bahwa seluruh akses informasi bisa didapatkan publik hanya dengan berbekal kecanggihan alat komunikasi.
Pendakwah disebutnya harus rajin mencari referensi lanjutan pada informasi yang akan dibagikan.
Kadam mengatakan aspek ketiga tahu kondisi, yakni berbicara dengan melihat pada situasi yang ada dan tak menyinggung perasaan orang lain.
"Kemudian, ketiga tahu kondisi. Jadi kapan perlu bicara atau ngomong juga penting," kata dia.
Sementara dia melihat kondisi saat ini banyak orang yang menyampaikan sesuatu tanpa melihat pada kapasitas keilmuan yang dimiliki.
"Ada dokter membahas fiqih, sebaliknya ada pakar agama bahas soal kedokteran, contohnya pemuka agama yang bicara Corona sangat detail. Keduanya tidak masuk akal," katanya.
Kadam menambahkan masyarakat juga harus bijak memilih teman untuk bertukar informasi.
"Apalagi media sosial sekarang juga banyak informasi sesat. Kalau tidak punya ilmu, cari guru di lingkungan yang benar-benar ahli," ujar dia.
Imam Besar Masjid Al Akbar Surabaya Ustad H Ahmad Muzakky Al Hafidz menyampaikan perlu membedakan informasi dengan ilmu. Sedangkan informasi bisa dicari dimana saja, tetapi kalau ilmu perlu guru atau silsilah guru yang terjamin.
"Itu karena guru itu bukan hanya pemberi ilmu tapi juga pembimbing dan penanggungjawab keilmuan hingga akhirat. Majelis ilmu itu juga punya berkah, seperti info dari Mas Kadam Sidik bahwa majelis atau riil live itu punya daya serap hingga 70 persen, sedangkan informasi media sosial hanya maksimal diserap 30 persen," tuturnya.
Dalam MSG bertema "Spirit influencer GenZI" itu, Kadam Sidik menerima cenderamata dari jurnalis LKBN ANTARA Edy M Yakub berupa buku bertajuk "Kesalehan Digital" yang memetakan 12 plus-minus dunia digital dengan 60-70 persen pengaruh minus disertai tiga panduan untuk "selamat" yakni sanad, matan, dan rawi.