Madiun - Atap ruang guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kwangsen II, di Desa Kwangsen, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, roboh hingga nyaris melukai sejumlah gurunya, Kamis. Beruntung, dua orang guru dan seorang pensiunan guru sekolah setempat yang berada di ruang tersebut, berhasil menyelamatkan diri hingga tidak tertimpa kuda-kuda atap bangunan yang roboh. Ketiga orang yang saat itu berada di dalam ruang guru adalah, Kepala Sekolah Dasar Negeri Kwangsen II Nur Wahyudi, guru sekolah setempat Sunarti, dan pensiunan guru sekolah setempat Slamet Mualim. "Tiba-tiba saja kuda-kuda atap bangunan ruang guru sekolah kami ambruk. Saat kejadian saya dan Pak Slamet berdiri tidak jauh dari pintu keluar, sedangkan Ibu Narti sempat berlindung di bawah meja sehingga tidak sampai tertimpa kayu penyangga bangunan. Kami langsung lari keluar ruangan karena takut bangunan lainnya ikut roboh," ujar Kepala SDN Kwangsen II Nur Wahyudi, kepada wartawan. Menurut dia, beberapa hari sebelum ambruk, penjaga sekolah telah melapor ke pihaknya jika eternit ruang guru dan kelas V terlihat melengkung dan berat. Tanpa disangka atap bangunan tersebut telah ambruk. Kejadian tersebut berlangsung cepat. Saat itu, dia mengatakan, para guru, dan seluruh muridnya selesai melakukan upacara dan halalbihalal di halaman sekolah sekitar pukul 09.00 WIB. Setelah itu, siswa masuk ke kelas masing-masing beserta gurunya untuk melakukan proses belajar-mengajar. "Hari ini merupakan hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang dalam rangka Lebaran 1432 Hijriah. Karena atap ruang guru ambruk, terpaksa para siswa kami pulangkan lebih awal," kata Nur. Pihaknya mengakui jika bangunan sekolahnya yang sebelah timur merupakan bangunan tua, yakni dibangun pada tahun 1981. Dari deret bangunan tersebut baru satu ruang yang telah direnovasi pada tahun 2008, yakni ruang kelas VI. Selain ruang guru yang telah roboh atapnya, ruang kelas V, ruang UKS dan perpustakaan juga terancam roboh sewaktu-waktu. Semuanya merupakan deret bangunan sebelah timur. Sedangkan deret bangunan sebelah barat, yakni ruang kelas I hingga IV merupakan bangunan baru karena telah direnovasi pada tahun 2007. "Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terpaksa ruang kelas V kami kosongkan. Untuk kelancaran proses belajar-mengajar, kami akan membagi sejumlah kelas menjadi satu ruangan. Demikian juga kami akan menggunakan mushalla sebagai kelas darurat," terang Nur. Rencananya, untuk kelancaran proses belajar-mengajar, kelas I akan digabung ruangannya dengan kelas III. Kemudian kelas II akan belajar di kelas darurat, mushalla, sedangkan kelas V akan menempati ruang kelas III yang telah digabung. Dan kelas IV dan VI tetap di ruangannya. Nur menambahkan, pihaknya sebenarnya telah mengajukan bantuan renovasi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun pada tahun 2010. Bahkan pengajuan bantuan renovasi tersebut dilakukan sebanyak dua kali. Namun hingga akhirnya bangunan ambruk, belum ada realisasi dari pihak terkait. Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Jiwan, Martono, membenarkan jika SDN Kwangsen II telah mengajukan renovasi. Hanya saja realisasinya masih menunggu dinas terkait. "SDN Kwangsen II termasuk empat sekolah darurat yang diusulkan untuk direnovasi di wilayah Kecamatan Jiwan. Selain di Kwangsen, sekolah di Jiwan lainnya yang diprioritaskan untuk renovasi adalah di wilayah Grobogan, Wayut, dan Sukolilo," ujar Martono.
Atap Bangunan SD di Madiun Roboh
Kamis, 8 September 2011 18:26 WIB