Sumenep (ANTARA) - Manajemen Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) mengapresiasi sekaligus mendukung pelestarian karapan sapi betina yang merupakan budaya lokal di Pulau Giliraja, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
"Karapan sapi betina merupakan salah satu atraksi budaya yang mungkin hanya ada di Pulau Giliraja. Pelestariannya perlu didukung oleh kami sebagai salah satu pemangku kepentingan industri migas yang beroperasi di Sumenep," kata Manager Regional Office & Relations HCML, Hamim Tohari, Rabu.
HCML adalah adalah salah satu kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dari Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) yang beroperasi di Perairan Madura.
Sedangkan, Pulau Giliraja merupakan salah satu pulau di Sumenep yang secara administrasi masuk wilayah Kecamatan Giligenting.
Karapan sapi betina yang dilaksanakan di Desa Jate, Pulau Giliraja, itu diinisiasi oleh pimpinan SDN Jate dalam rangka festival kreasi, inovasi, dan pelepasan siswa kelas akhir Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jate.
Sepasang sapi betina yang menjadi peserta karapan sapi betina di Pulau Giliraja itu "dihias" dengan diberi asesoris berupa kain warna-warni yang dipasang di bagian kepala hingga leher sapi dan dilengkapi alat untuk membajak sawah.
Setelah itu, mereka dikirab di lokasi dan sebagian asesoris akan dicopot usai dikirab. Selanjutnya sepasang sapi betina tersebut diberi waktu untuk lari (karapan) dan joki mengendalikan laju sapi di tegal (lahan kering) dengan cara memegang tali dan alat pembajak sawah.
Hamim menjelaskan apresiasi dan dukungan itu diberikan sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap masyarakat.
Apalagi, kata dia, salah satu kegiatan dari rangkaian acara yang diinisiasi oleh pimpinan SDN Jate sebagai bagian dari elemen masyarakat tersebut berupa seni dan budaya lokal.
"Setiap kegiatan positif dan membangun ekosistem yang positif di kalangan masyarakat seharusnya terus didorong. Upaya dan ikhtiar untuk melestarikan seni budaya tradisional juga harus didukung oleh siapa pun. Kami hadir dan akan mendukung itu," ujarnya.
Dukungan HCML atas pelestarian budaya lokal di Pulau Giliraja, lanjut dia, bagian dari merealisasikan salah satu visi perusahaan untuk membina hubungan baik dengan semua elemen masyarakat dan To be a Good Neighbour to Local Community atau menjadi tetangga yang baik bagi lingkungan sekitar wilayah operasi.
Sementara itu, Kepala SDN Jate Matniwan mengatakan sengaja mengangkat tema kearifan lokal dalam kegiatan akhir tahun pelajaran kali ini.
Salah satu alasannya karena warga Pulau Giliraja memiliki budaya yang cukup unik, yakni karapan sapi betina.
“Kami juga berharap karapan sapi betina bisa diterima masyarakat luas, baik di tingkat regional, nasional, hingga internasional," katanya.