TNMB Telusuri Kembali Jejak Harimau Jawa
Rabu, 7 September 2011 9:29 WIB
Jember - Taman Nasional Meru Betiri menelusuri kembali jejak harimau jawa (Panthera tigris sondaica) dengan memasang kamera trap di lokasi yang mungkin dilalui oleh satwa liar yang dianggap punah tersebut.
"Kami akan memasang satu kamera trap tahun ini untuk mengungkap keberadaan harimau jawa di kawasan TN Meru Betiri," kata Kepala Balai TNMB Bambang Darmadja di Jember saat ditemui ANTARA, Rabu.
Pihak TNMB, lanjut dia, mengusulkan pengadaan kamera trap kepada pemerintah melalui Kementerian Kehutanan untuk memonitor perkembangan keberadaan harimau jawa dan usuanl tersebut disetujui.
"Selama ini masih pro dan kontra tentang ada atau tidaknya keberadaan harimau jawa di TN Meru Betiri, sehingga dengan kamera trap diharapkan dapat memotret sosok harimau jawa, namun hal itu tidaklah mudah," paparnya.
Menurut dia, pemasangan kamera trap tersebut untuk menjawab keraguan masyarakat luas yang menilai bahwa harimau jawa sudah punah, namun sejumlah bukti seperti kotoran dan jejak harimau jawa ditemukan beberapa tahun lalu.
"Pada penelitian tahun 1997 lalu, ditemukan jejak berukuran 26×28 cm di TNMB yang diduga kuat sebagai jejak harimau jawa," tuturnya.
Bambang menegaskan bahwa tanpa ada bantuan pihak lain baik lembaga asing atau domenstik yang peduli dengan satwa langka harimau jawa, penelusuran tersebut kurang maksimal karena keterbatasan alat perekam.
"Luas kawasan TNMB mencapai 58 ribu hekatre, sehingga dengan satu kamera trap memerlukan kerja ekstra untuk bisa merekam jejak harimau jawa itu," katanya menjelaskan.
Ia sangat berharap ada bantuan pihak luar yang peduli dengan harimau jawa untuk bergabung dengan TNMB dalam menelusuri jejak harimau loreng tersebut.
Sementara aktivis Komunitas Pecinta Alam Pemerhati Lingkungan (Kappala) Jember Wahyu Giri Prasetyo meyakini bahwa harimau jawa belum punah karena beberapa bukti seperti ditemukan cakaran, bulu dan kotoran satwa langka tersebut di TNMB.
"Saya masih menyimpan kotoran yang diduga kuat feses harimau jawa pada penelitian tahun 2004 karena terdapat bulu yang menempel di kotoran itu sesuai dengan medula harimau jawa," paparnya.
Ia menegaskan tidak terekamnya sosok harimau jawa dalam kamera trap tahun 2006 lalu bukan menjadi sebuah kesimpulan bahwa harimau jawa telah punah.
"Terlalu dini menyimpulkan bahwa harimau jawa telah punah. Perlu penelitian yang serius dan peralatan yang memadai untuk mengungkap keberadaan satwa langka yang terancam punah itu," ucap Giri yang pernah menjadi tim ekspedisi harimau jawa itu.