Surabaya - Penukaran uang di Kantor Bank Indonesia (BI) Surabaya meningkat menjadi Rp1 triliun pada Lebaran 1432 Hijriah karena besarnya animo masyarakat membagi uang kepada sanak saudara di kampung halaman. "Pencapaian besaran penukaran uang pada lebaran ini tumbuh 10 persen dibandingkan periode sama pada lebaran tahun 2010," kata Deputi Pemimpin Bidang Sistem Pembayaran BI Surabaya, Hamid Ponco Wibowo, ketika ditanya terkait realisasi penukaran uang pecahan kecil di Surabaya, Senin. Selama momentum besar keagamaan tahun ini, ia menilai, pelaksanaan penukaran uang pecahan kecil di Surabaya lebih tertib dibandingkan periode yang sama lebaran tahun lalu. Di sisi lain, meminimalkan minat masyarakat menukarkan uang di pinggir jalan. "Apalagi, kami sudah menyebar 500 gerai penukaran uang kecil di sejumlah bank umum dan bank perkreditan rakyat (BPR) di Jawa Timur," katanya. Upaya tersebut, terang dia, sengaja dilakukannya agar tidak terjadi penumpukan penukaran uang di kantor BI Surabaya seperti yang terjadi pada lebaran tahun lalu. Bahkan, pada Lebaran 1431 Hijriah (2010) banyak masyarakat yang antre sejak subuh. "Selain itu, ada pula yang menitipkan alas kakinya dengan membayar sejumlah uang kepada oknum tertentu demi menukar uangnya. Saat itu, sepasang sandal mereka pun ikut menjadi kartu antre wajib bagi yang menukar uang di sini," katanya. Terkait uang pecahan kecil yang banyak dicari masyarakat, tambah dia, berupa uang dengan besaran di bawah Rp20.000 seperti Rp10.000, Rp5.000, dan Rp2.000. Sementara itu, pihaknya mengingatkan jika masa penukaran tujuh uang pecahan rupiah di pasar peredaran skala nasional akan berakhir pada bulan November 2011 karena batas peredarannya sudah mencapai 10 tahun. "Dari seluruh uang pecahan tersebut, mayoritas merupakan jenis uang kertas dibandingkan logam," ulasnya. Ia mengemukakan, batas waktu penukaran uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran untuk jenis pecahan kertas antara lain Rp5.000, Rp1.000, Rp500, dan Rp100 dengan masing-masing tahun emisi (penerbitan) seluruhnya pada tahun 1992. Jenis uang pecahan kertas Rp5.000 tersebut memiliki gambar depan alat musik sasando sedangkan Rp1.000 bergambar belakang orang melakukan lompat batu. "Uang pecahan jenis kertas Rp500 yang masa penukarannya habis tahun ini memiliki gambar depan seekor orang utan dengan latar belakang pepohonan dan gambar belakang rumah adat Kalimantan Timur. Untuk uang kertas dengan pecahan Rp100 yang masa penukarannya berakhir tahun ini memiliki gambar depan kapal layar dan gambar belakang gunung meletus," katanya. Bagi masyarakat di penjuru Tanah Air yang masih menyimpan uang pecahan dengan jenis tersebut, saran dia, dapat segera menukarkannya di bank umum terdekat atau datang ke BI setempat. Apalagi, masa penukarannya di sejumlah perbankan berakhir pada tanggal 29 November 2011.
Penukaran Uang di BI Surabaya Rp1 T
Senin, 5 September 2011 20:35 WIB