Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kediri segera membangun instalasi pengolahan pupuk organik cair (POC) sebagai upaya mengatasi persoalan kelangkaan pupuk yang dialami petani nanas.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri Anang Widodo mengemukakan sejumlah petani memang mengeluhkan adanya kelangkaan pupuk, padahal mereka memerlukan untuk buah nanas.
"Untuk mengatasi kelangkaan pupuk pada tanaman nanas ini dilakukan alternatif dengan pembuatan pupuk organik," katanya di Kediri, Jumat.
Pihaknya mengatakan lokasi instalasi pengolahan itu akan dibangun di Kecamatan Ngancar. Daerah ini termasuk sentra budi daya buah nanas.
Pemkab koordinasi dengan kelompok tani, sehingga dalam proses pembuatan pupuk ini bisa tepat sasaran.
Kelompok tani itu antara lain Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Makmur Desa Manggis, Kelompok Tani (Poktan) Gayuh Mulyo Desa Sugihwaras, Poktan Petung Jaya Tani Desa Sempu, Poktan Margo Makmur Desa Manggis, Desa Ngancar dan Gapoktan Sahabat Petani Sidomukti Trisulo, Kecamatan Plosoklaten.
Ia berharap, dengan usaha pengolahan pupuk organik cair ini ke depan produksi buah nanas petani bisa lebih optimal.
"Dengan adanya pengolahan POC ini diharapkan mampu mendorong produktivitas nanas meski tidak mendapatkan pupuk subsidi," kata dia.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngancar Puji Setiono mengatakan untuk membuat pupuk organik cair ini, bahan utama yang digunakan dengan memanfaatkan urine sapi.
Urine itu kemudian ditampung di tangki-tangki yang telah disediakan. Terdapat tiga tangki, masing-masing berukuran 5.500 liter untuk proses pengolahan pupuk organik cair tersebut. Urine sapi dipilih, karena di tempat ini petani banyak yang memelihara sapi.
Setelah pupuk diproses dan siap digunakan, kemudian pupuk cair organik itu dibagikan kepada para petani secara gratis.
"Petani cukup datang ke lokasi pengolahan pupuk dengan membawa jerigen," ucap dia.
Selain membagikan pupuk cair gratis, ia menambahkan juga memberikan pelatihan pembuatan pupuk cair secara mandiri. Kegiatan pelatihan dilakukan kepada kelompok tani.
Sesuai dengan jumlah, di Kecamatan Ngancar terdapat 53 kelompok tani dan dan 10 gabungan kelompok tani. Dengan pelatihan tersebut, tentunya akan semakin banyak petani yang bisa membuat pupuk cair yang bisa dimanfaatkan untuk pupuk di lahan sendiri.
"Kami juga mengajari petani membuat pupuk organik sendiri, menggunakan bahan dasar yang ada di lingkungan sekitar mereka," tuturnya.