Surabaya (ANTARA) - Manajemen Kebun Binatang Surabaya (KBS) masih menunggu informasi lanjutan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terkait pelaksanaan vaksinasi booster pencegahan penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) setelah suntikan dosis pertama selesai.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat KBS Lintang Ratri Sunarwidhi mengatakan vaksinasi tahap pertama disebutnya sudah cukup.
"Vaksin dosis satu sudah cukup. Kami tunggu instruksi selanjutnya, vaksin juga ada jaraknya," kata Lintang kepada ANTARA melalui pesan aplikasi daring, Jumat.
Penyuntikan rampung pada akhir bulan Mei 2023 yang totalnya 60 vaksin LSD untuk 60 satwa.
Satwa koleksi KBS yang telah divaksin, seperti banteng, eland, watusi, nilgas, sitatunga, dan anoa. "Sudah dilakukan vaksin terhadap satwa-satwa yang dianggap rentan," ucapnya.
Lintang menyebut manajemen KBS akan mengajukan dosis vaksin LSD untuk booster, apabila sudah mendapatkan informasi dari DKPP. "Kalau ada booster kami akan mengajukan lagi. Nunggu info dari DKPP, soal tahap selanjutnya," ujarnya.
Manajemen KBS saat ini juga menerapkan skema pencegahan wabah LSD secara ketat di seluruh lingkungan taman satwa.
Langkah pencegahan itu meliputi biosecurity, sanitasi dan kebersihan lingkungan kandang. "Kemudian pemberian vitamin dan penyemprotan desinfektan untuk pengunjung yang di pasang di setiap pintu masuk," kata Lintang.
Sebelumnya, Kepala DKPP Kota Surabaya Antiek Sugiharti menyebut pihaknya mendapatkan alokasi vaksinasi sebesar 200 dosis.
Jumlah vaksin itu dari DKPP itu diperuntukkan bagi 140 hewan ternak dan 60 sisanya untuk binatang koleksi milik KBS.
Vaksinasi itu diperuntukkan bagi ternak saja, sebab hewan yang diperdagangkan untuk momen Idul Adha harus memenuhi standar kesehatan sesuai syariat agama Islam.
Selain vaksinasi, pihaknya juga membentuk skema karantina ketat sebagai upaya pencegahan hewan ternak terpapar LSD.
Cara tersebut sama seperti yang dilakukan saat merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).