Surabaya (ANTARA) - PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menerapkan sejumlah transformasi pelayanan melalui penerapan sistem terpadu, laporan kerusakan kontainer (CDR) daring, dan elektrifikasi peralatan bongkar muat, sebagai upaya menghadapi banyaknya tantangan global yang muncul.
Direktur Utama Wahyu Widodo mengatakan beberapa tantangan yang muncul yakni terkait penurunan daya beli dalam skala global, karena faktor inflasi dan kelesuan perekonomian di sejumlah negara.
TPS mencatat tren arus petikemas internasional sampai April 2023 sebesar 413.882 TEUs, terkoreksi 0,7 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Perjalanan yang dilalui TPS sangat tidak mudah, dibutuhkan kerjasama tim, semangat, komitmen serta ketekunan dari semua pihak, sehingga TPS mampu bertahan sejauh ini," kata
melalui keterangan resmi, Sabtu.
Langkah penerapan inovasi sistem layanan pun kini sudah diterima oleh para pelanggan TPS.
Tercatat sejak awal tahun hingga Mei 2023, TPS menangani enam pelayanan baru, yakni VMI Service, CMI II, APR Service, Pax Service, JSS Service dan ETS/SDD Service.
Dia menyebut hadirnya enam pelayanan menjadi bukti bahwa TPS mampu berkontribusi pada upaya penguatan kinerja ekonomi.
Selain perekonomian, TPS juga melaksanakan kegiatan Tanggung Jawa Sosial Lingkungan (TJSL) dalam bentuk penanaman mangrove yang berkolaborasi bersama Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP).
Selain itu, TPS juga berpartisipasi dalam upaya mencegah dan penanganan kasus stunting melalui program "Peningkatan Gizi Masyarakat" di Kecamatan Krembangan Surabaya.
"Selain fokus menjalankan bisnisnya, TPS juga fokus dalam menjalankan kegiatan sosialnya, melalui kegiatan-kegiatan yang kemanusiaan maupun kelestarian lingkungan," kata dia.
Menurutnya segala upaya tersebut tak bisa dilepaskan peranan dan kepercayaan dari sejumlah pihak, diantaranya pelanggan, pemegang saham, dan pemangku kepentingan.
"Terimakasih atas kerjasama yang terjalin dengan baik hingga TPS dapat berada dalam perjalanan dan pencapaian saat ini," ujarnya.(*)