Singapura - Warga Singapura pada Sabtu memberikan suara mereka untuk memilih presiden negara kota itu dalam pemilihan pertama sejak 18 tahun lalu menyusul kampanye panas yang ditandai seruan-seruan agar pemerintahan yang berkuasa dicek secara ketat. Pemungutan suara dimulai pukul 8.00 (pukul 7.00 WIB) di tengah-tengah hujan rintik-rintik dan akan ditutup pukul 20.00 waktu setempat. Pemenang dalam pemilihan presiden itu diperkirakan akan diketahui dalam beberapa jam setelah pusat pemungutan suara tutup. Pemilihan presiden itu berlangsung tiga bulan setelah pemilihan parlemen yang menggerus dominasi Partai Aksi Rakyat (PAP). PAP telah memerintah Singapura sejak 1959. Sentimen anti pemerintah masih tinggi di forum-forum Internet yang menimbulkan perdebatan di Singapura. Empat kandidat yang semuanya mantan pejabat yang dekat dengan pemerintah atau pegawai negeri selama karirnya berkompetisi sebagai individu dalam kontes itu untuk merebut suara sekitar 2,3 juta. Publikasi hasil-hasil survei pra pemilihan dilarang disiarkan tetapi mantan deputi perdana menteri Tony Tan, 71, yang keluar dari PAP pada Juni, dipandang sebagai calon kuat. Tiga calon lainnya ialah Tan Cheng Bock, mantan anggota PAP, Tan Kin Lian, mantan bos koperasi asuransi dan Tan Jee Say, mantan eksekutif perusahaan koperasi yang juga bekerja sebagai pegawai negeri. Walaupun dipandang sebagai pos seremonial, minat untuk menjadi presiden cukup tinggi setelah PAP kehilangan enam kursi di parlemen pada Mei 2011. Suaranya turun menjadi 60 persen dari hampir 67 persen dalam pemilihan sebelumnya. Para pengamat mengatakan pemilih sekarang melihat kepresidenan sebagai satu institusi yang dapat bertindak sebagai pengecek atas PAP, yang telah berkuasa sejak Singapura memperoleh pemerintahan sendiri dari Inggris pada 1959 sebelum menjadi republik penuh pada 1965. Pemungutan suara wajib di Singapura. Parlemen sebelumnya memilih presiden. Tapi pada 1993, pemilihan langsung diperkenalkan dan hanya diikuti dua calon. Pemenang dalam pemilihan presiden Sabtu ini akan menggantikan SR Nathan, mantan pegawai negeri yang dekat dengan PAP. Nathan terpilih tanpa saingan pada pemilihan presiden 1999 dan 2005. Kampanye sembilan hari untuk pemilihan presiden itu didominasi oleh seruan-seruan perlunya seorang presiden independen yang dapat bertindak sebagai kekuatan penyeimbang melawan PAP.
Warga Singapura Pilih Presiden Baru
Sabtu, 27 Agustus 2011 11:37 WIB