Surabaya (ANTARA) - Allaahu Akbar, Allaahu Akbar...
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar...
Asyhadu allaa illaaha illallaah...
Asyhadu allaa illaaha illallaah...
Kumandang adzan terdengar pada Jumat (31/3/2023) siang yang terik di kawasan Perumahan Darmo Indah Surabaya, tak jauh dari pintu masuk komplek tersebut berdiri masjid besar yang memiliki dua menara disamping kanan dan kiri.
Masjid yang memiliki luas 3470 meter persegi tersebut terlihat megah dan estetik dengan perpaduan warna dinding putih dan batuan alam coklat muda yang adem dilihat mata.
Berbondong-bondong masyarakat sekitar memasuki masjid yang berdiri tahun 2012 silam tersebut. Tak hanya warga sekitar bahkan banyak juga yang dari luar turut memasuki masjid tersebut, hal itu dilihat dari banyaknya mobil dan motor yang parkir di halaman depan dan belakang rumah ibadah tersebut.
Siang itu merupakan Jumat kedua bagi para umat Islam menunaikan Shalat Jumat. pada bulan suci Ramadhan 1444 Hijriyah.
Tak hanya jamaah pria dewasa, ada beberapa dari mereka anak-anak yang mengenakan sarung, berkopiah dan bergegas saat menuju masjid.
Saat ANTARA memasuki masjid yang diberi nama Al Hidayah tersebut, langsung disambut dengan pintu yang memiliki desain hampir sama dengan pintu Masjid Nabawi yang tengahnya ada ornamen bulat kaligrafi arab bertuliskan "Muhammad Rasulullah".
Memasuki dalam masjid, teriknya matahari dari luar langsung adem saat melihat Kiswah Multazam terpajang di mihrab imam.
Kiswah yang dibuat pada sepuluh tahun silam tersebut dikelilingi lampu Light-emitting diode (LED) yang nampak berkilau menambahkan kesan mewah.
Jahitan dari benang emas dan perak tersebut dihiasi kaligrafi Quran. Ada beberapa surat yang disulamkan, di antaranya Surat Yasin, Surat Fatihah dan Ayat Kursi.
Kiswah luar berwarna hitam dengan panjang delapan dan lebar empat setengah meter tersebut di dalamnya dilapisi kain warna hijau.
Masjid yang memiliki tinggi 12 meter tersebut, terasa begitu lapang meskipun shaf sudah penuh dengan para jamaah yang akan melaksanakan Shalat Jumat.
Jika melihat ke atas, akan disajikan dengan lukisan langit yang memenuhi bagian dalam kubah masjid yang terkenal dengan nama "Kiswah" Al Hidayah.
Begitu juga dengan jendela kaca yang bertuliskan Asmaul Husnah, mengelilingi bagian atas Masjid "Kiswah" Al Hidayah.
Khotib Shalat Jumat yang bernama Ustaz Zainur Rofiq, menyampaikan dalam khutbahnya jika masjid tersebut sudah sangat bagus harus dijaga dan diramaikan terus.
"Masjid kita, barusan saja diresmikan oleh Wali Kota Surabaya, mari kita jaga dan ramaikan, jangan hanya bagus saja tetapi yang sholat di dalamnya sedikit," ucapnya.
Meskipun di bawah sudah penuh, masjid yang selalu buka 24 jam tersebut masih memiliki lantai kedua yang dapat ditempati untuk sholat.
Datangkan Kiswah Multazam
Masjid yang didirikan pada tahun 2012 tersebut setelah mengalami pergantian pengurus atau takmir sempat dirasa sepi pengunjung.
Ketua takmir Masjid Al Hidayah HR Moch Djupri Saad Abu yang baru merasa bertanggung jawab sehingga perlu ada inovasi yang dapat meningkatkan kuantitas pengunjung.
Setelah berkunjung ke Masjid Namira Lamongan, pria yang akrab disapa Abah Jupri tersebut langsung berpikir untuk mendatangkan Kiswah agar ramai pengunjung seperti masjid tersebut.
Perlu diketahui, Kiswah merupakan kain yang menutupi Ka'bah di Makkah. Kain ini biasanya diganti setiap tahun pada tanggal sembilan Dzulhijjah, hari ketika jamaah haji berjalan ke Bukit Arafah.
Setiap tahunnya, Kiswah lama diangkat dan dipotong-potong menjadi beberapa bagian untuk diberikan kepada beberapa orang ataupun pejabat Muslim asing.
Sementara Multazam, merupakan bagian yang terdapat di Ka'bah yang letaknya di antara sudut Hajar Aswad dan pintu Ka'bah.
Dalam riwayat Rasulullah Salallahu Alaihi Wasalam, meletakkan dada, pipi dan kedua telapak tangannya di dinding Ka'bah di Multazam bersama-sama dengan para sahabatnya.
Ditulis dalam buku Tapak Sejarah Seputar Mekah-Madinah bahwa, Multazam sering dijadikan tempat seseorang untuk berdoa, hal ini dikarenakan Multazam merupakan tempat yang maqbul atau tempat terkabulnya doa-doa.
Mendatangkan Kiswah Multazam di Surabaya membutuhkan proses yang lumayan panjang.
"Saya punya teman di Arab sana, saya berkomunikasi dengan dia, intinya bagaimanapun caranya saya harus bisa mendapat Kiswah biar masjid ini ramai," ucap Abah Jupri.
Kiswah Multazam ini berhasil dibawa ke Surabaya dengan mengganti biaya Rp700 Juta pada 2019 lalu.
Uniknya, tidak seperti di Masjid Namira yang tertutup kaca, di Masjid Al Hidayah tersebut pengunjung dapat menyentuh langsung Kiswah yang dibuat pada tahun 1434 Hijriyah atau 2013 Masehi tersebut.
Bahkan terkadang, saat lepas dari pengawasan ada juga oknum yang sengaja mengambil benang rajutan.
"Tidak banyak, tetapi kadang ada, soalnya setiap harinya kami langsung cek, entah buat apa itu benangnya, jimat mungkin," kata Abah Jupri.
Tak sedikit pengunjung yang menangis saat berdoa di depan Kiswah Multazam tersebut, bahkan para kiai dan habib yang datang juga turut menangis.
Abah Jupri pernah berencana menutup Kiswah tersebut dengan kaca seperti di masjid lainnya, namun selalu gagal saat akan melaksanakan penutupan, mulai dari tukang kacanya yang tidak berani hingga selalu bertepatan dengan agenda lainnya.
Oleh karena itu, hingga saat ini Kiswah yang memiliki berat sekitar 300 kilogram dengan panjang delapan meter serta lebar empat setengah meter tersebut tidak pernah ditutup.
Bahkan, masjidnya pun buka selama 24 jam agar jamaah bisa melaksanakan ibadah sholat.
Namun, karena tidak ditutup, kiswah tersebut tampak lebih kusam dibanding saat datang pertama kalinya di Surabaya. Takmir masjid belum bisa menemukan jasa cuci yang sanggup membersihkan kiswah tersebut.
Kedatangan Eri Cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada awal Ramadhan, tepatnya 27 Maret 2023, mendatangi Masjid "Kiswah" Al Hidayah dalam rangka safari Ramadhan.
Sejak kali pertama datang Eri Cahyadi langsung terkesima dan kagum dengan masjid yang diyakininya mendapat keberkahan.
Bahkan, dirinya tidak menyangka ada masijd yang menyimpan Kiswah Multazam di Surabaya.
"Piye Pak Camate iki, ada Masjid di Tandes ini, yang memiliki keberkahan, tidak bilang. Saya yakin itu, lihat saja. Di Imaman, ada Kiswah Multazam asli. Kita tahu Kiswah ini pernah dipakai menutupi Ka'bah. Dan Kiswah Multazam, itu berarti pernah dipakai saksi doa Umat Muslim se dunia, saat umroh dan haji," ujarnya.
Setelah berkunjung, karena masjid tersebut belum memilik Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dirinya memerintahkan takmir untuk mengumpulkan berkas agar dibuatkan perizinan tersebut.
Alhasil, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Surabaya Irvan Widyanto bersama Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan Irvan Wahyu Drajad dan jajarannya menyerahkan dokumen IMB secara langsung yang diterima oleh Abah Jupri, pada Jumat 31 Maret 2023 sore.
Abah Jupri mengucapkan rasa syukur dan terima kasihnya atas seluruh pihak yang telah memberi jalan untuk mengurus IMB agar bangunan masjidnya legal.
"Pak Wali terutama, orangnya ikhlas tanpa ada macam-macam, sudah membantu untuk membuatkan IMB agar cepat selesai, beliau kemarin bilang karena peresmian hari Jumat maka IMB juga harus sudah diserahkan pada hari Jumat," katanya.
Dengan begitu, adanya IMB, kelegalan untuk bangunan sudah tidak diragukan lagi, meskipun nantinya Masjid "Kiswah" Al Hidayah tersebut dibangun hingga mencapai puluhan milyar tidak akan bermasalah.
"Semua ini diharapkan dapat memakmurkan masjid, agar semuanya nyaman dan aman saat beribadah dan tentunya semoga semakin ramai lagi," ucapnya.