Madiun (ANTARA) - Sejumlah desa di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, dilanda banjir akibat luapan anak Sungai Bengawan Madiun setelah hujan deras mengguyur daerah itu selama berjam-jam pada Selasa (21/3) malam hingga Rabu pagi.
Data BPBD Kabupaten Madiun, Rabu, menyebutkan beberapa wilayah yang dilanda banjir tersebut, di antaranya Desa Plumpungrejo dan Desa Wonoasri di Kecamatan Wonoasri.
Di wilayah tersebut, warga mengaku air mulai memasuki rumah selepas subuh tadi. Selain masuk rumah warga, banjir juga sempat menggenangi jalan alternatif penghubung antara Kabupaten Madiun dengan Kota Madiun, namun telah berangsur surut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun M Zahrowi mengatakan genangan di sejumlah desa tersebut disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi pada Selasa (21/3) malam hingga Rabu (22/3) pagi.
"Selepas subuh tadi air yang menggenangi jalan mulai memasuki sejumlah rumah warga. Ketinggian bervariasi antara 30 hingga 40 sentimeter, namun berangsur surut," kata M Zahrowi.
Menurutnya, air mulai berangsur surut pada pukul 06.00 WIB. Namun, masih menggenangi sejumlah ruas jalan. Debit air yang deras juga merusak jembatan penghubung antar-desa di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan dengan Desa Purwosari, Kecamatan Wonoasri karena tidak kuat menahan derasnya air.
"Dipastikan jembatan tidak dapat digunakan. Mengkhawatirkan kami maupun pengguna jalan yang melintas," katanya.
Ia mengaku phaknya langsung berkoordinasi dengan jajaran pemerintah desa setempat untuk menangani genangan akibat luapan sungai tersebut. Untuk luapan air di Desa Plumpungrejo dan Wonoasri tersebut dari wilayah hulu di sekitar hutan. Sementara di Desa Sendangrejo, luapan air dari Sungai Kali Piring.
Salah satu warga setempat, Nur Hanifah mengatakan bahwa daerahnya merupakan langganan banjir saat hujan deras mengguyur beberapa jam.
"Sekitar pukul 05.00 WIB air masuk rumah, sebelumnya hujan lebat jam 12 malam hingga pagi. Di sini sering banjir. Kalau hujan tidak deras cuma sampai di teras saja," kata Nur Hanifah.
BPBD Kabupaten Madiun meminta warga selalu mewaspadai cuaca yang cepat berubah. Mendekati peralihan musim hujan menuju musim kemarau atau pancaroba, potensi bencana hidrometeorologi kembali meningkat. Warga diminta siaga jika curah hujan tinggi disertai dengan angin kencang.