Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan penghargaan kepada Direktur Utama PT Susanti Megah Hermawan Santoso atas jasanya menjadi pelopor orang tua asuh bagi anak-anak stunting atau kerdil di wilayah setempat.
"Sekali lagi hari ini kita diberikan contoh oleh PT Susanti Megah bahwa kehidupan Pancasila dengan gotong-royongnya ditunjukkan dengan membantu antarsesama," kata Eri Cahyadi saat penyerahan penghargaan kepada Hermawan di kantornya Jalan Dupak Rukun, Kecamatan Asemrowo, Surabaya, Jumat.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengaku bangga dan bahagia tinggal di Kota Surabaya, karena Surabaya ini menjalankan ajaran-ajaran dan nilai-nilai Pancasila yang sudah dibuat dan dipikirkan oleh Presiden Pertama Indonesia, Soekarno atau Bung Karno.
Bahkan, kata dia, salah satu tujuan dari pemerintah seperti yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo bagaimana bisa menggerakkan gotong royong untuk menyelesaikan masalah di negara ini yang salah satu masalah utamanya adalah stunting juga bisa diatasi dengan perlahan di Surabaya.
"Kenapa stunting? karena kita harus menyiapkan kader-kader bangsa ini, kader kota ini menjadi kader yang sehat, sehingga sejak dini harus disiapkan kemampuan lahiriah maupun batiniahnya, dan ternyata di Surabaya ini sungguh sangat luar biasa," kata Cak Eri, panggilan lekatnya.
Cak Eri mengakui bahwa Pemkot Surabaya tidak bisa bekerja sendirian, namun butuh dukungan dan bantuan dari seluruh warga Surabaya.
"Bahkan, saya sudah sampaikan kepada teman-teman Pemkot, kekuatan apapun pemerintahannya, tidak akan mampu menyelesaikan sebuah masalah tanpa adanya kerjasama dengan semua pihak yang ada di Surabaya, karena alasan itulah akhirnya muncul orang tua asuh," kata dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Susanti Megah Hermawan Santoso mengatakan sebetulnya program anak asuh itu sudah dimulainya sejak tahun lalu. Kala itu, Ketua TP PKK Surabaya yang sekaligus Bunda PAUD Surabaya Rini Indriyani datang ke tempat tersebut untuk menyerahkan bantuan kepada anak-anak stunting juga.
"Waktu itu saya bilang, kalau kita bisa berbuat baik, kenapa harus ditunda-tunda dan ditunggu-tunggu, ya, sudah jalan saja," kata dia.
Selanjutnya, pada akhir tahun lalu, Camat Asemrowo menyampaikan bahwa di wilayahnya masih ada 19 anak stunting dan menawarkan kepada dirinya untuk menjadi orang tua asuh. Setelah dilihat ternyata sudah tersisa 19 anak, padahal awalnya ada 50 anak dan terus turun menjadi 30 anak.
"Saat itu saya berpikir, ini sudah turun menjadi 19 anak, kalau dibantu semuanya berarti Asemrowo ini akan bebas dari stunting. Akhirnya saya bilang kepada Pak Camat, saya borong semuanya saja Pak Camat," ujar dia.
Oleh karena itu, pada saat menyanggupi tawaran itu, Hermawan mengaku, tidak pernah berpikir nanti bakal mendapatkan penghargaan sebagai pelopor orang tua asuh dan sebagainya. Dia hanya berpikir ingin saling membantu, karena lebih baik membantu daripada bermusuhan.
"Mudah-mudahan dengan bantuan ini bisa terangkat semuanya, sehingga Asemrowo ini bisa terbebas dan tidak ada lagi anak-anak stunting," kata dia.