Banyuwangi, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, meningkatkan kapasitas dan kemampuan petani melalui program Sekolah Lapang agar mampu menaikkan suplai dan produksi pertanian utamanya penyumbang inflasi yakni bawang merah dan cabai.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Jatim, Sabtu mengatakan kapasitas dan kemampuan para petani perlu ditingkatkan sebagai upaya menjaga produktivitas komoditas pertanian di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
"Ini adalah upaya kami untuk menjaga produktivitas komoditas pertanian di Banyuwangi, dan juga untuk menjaga ketersediaannya di pasaran," katanya
Ipuk menjelaskan bahwa dalam program Sekolah Lapang itu petani dibekali tentang tata cara budi daya yang baik mulai prosedur pengolahan tanah, pemilihan bibit, irigasi, pemberian pupuk, hingga cara pengendalian hama penyakit.
Selain itu, dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kemampuan para petani juga diajarkan tentang proses panen hingga penanganan pascapanen yang tepat.
"Teknologi budi daya selalu berkembang, maka kapasitas dan skill para petani harus selalu di-upgrade agar produksi pertaniannya bisa lebih optimal. Salah satunya, melalui program Sekolah Lapang ini," kata Ipuk.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan Pangan) Kabupaten Banyuwangi Ilham Juanda mengatakan program Sekolah Lapang untuk petani bawang merah dan cabai dimulai saat musim tanam pada Maret 2023.
Menurut dia, untuk bawang merah dilaksanakan di Kecamatan Muncar dan Wongsorejo, karena di dua wilayah tersebut merupakan sentra produksi komoditas bawang merah di Kabupaten Banyuwangi.
Sedangkan cabai, lanjut Ilham, dilaksanakan di beberapa lokasi di antaranya Kecamatan Glagah, Licin, Singojuruh, dan Wongsorejo. Untuk cabai besar dilaksanakan di Kecamatan Kalibaru dan Glenmore.
"Program Sekolah Lapang ini tidak hanya memberikan teori, tapi juga praktik langsung di lapangan, dan kami akan memberikan pendampingan budi daya hingga mendukung sarana produksinya. Petani akan didampingi mulai tahap penyiapan lahan hingga pascapanen oleh petugas penyuluh lapangan (PPL) kami," ucapnya.
Ilham menyebutkan pada tahun 2022 produktivitas bawang merah di Banyuwangi mencapai 11,6 ton per hektare dengan total produksi mencapai 6.902 ton dan total luas tanam 1.176 hektare.
"Diharapkan, tahun ini produktivitas bawang merah meningkat minimal 4 kuintal per hektare, sehingga menjadi 12 ton per hektare. Dengan demikian, suplai bawang merah Banyuwangi bisa terus terjaga," katanya.
Sementara produktivitas cabai rawit pada 2022 sebesar 84 kuintal per hektare, dengan total produksi 30.169 ton dari total luas panen 3.792 hektare. Untuk cabai merah besar, produktivitas di angka 125 kuintal per hektare, dari total produksinya 14.227 ton.
"Sejauh ini, pasokan bawang merah dan cabai lokal masih sangat mencukupi kebutuhan daerah. Suplai dan permintaan untuk bawang merah dan cabai lokal masih mencukupi. Namun, kami harus tetap siaga karena komoditas ini merupakan salah satu penyumbang inflasi," ujar dia.