Sidoarjo (ANTARA) - Entah sejak kapan julukan itu ada. Yang jelas, di setiap perhelatan skala besar pasukan ini selalu hadir memberikan sumbangsih besar. Pasukan Semut mereka menyebutnya. Relawan yang bertugas membersihkan sampah sisa makanan dan minuman ini, selalu sigap beraksi ketika kegiatan selesai.
Salah satunya, Pasukan Semut yang bekerja pada puncak peringatan seabad Nahdlatul Ulama yang berlangsung di Stadion Gelora Delta Sidoarjo pada Selasa, 7 Februari 2023.
Pasukan yang terdiri dari anak muda, anak usia sekolah itu hadir dengan membawa sapu dan juga kantong plastik memunguti sampah-sampah yang berserakan di lokasi acara.
Pada perhelatan seabad NU, sampah tidak hanya berada di dalam stadion, tetapi juga berada di luar stadion. Hal itu sangat mungkin karena kapasitas stadion tidak cukup menampung warga Nahdliyin untuk mengikuti puncak resepsi Seabad NU yang dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Wakil Presiden Republik Indonesia Makruf Amin.
Dari catatan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo terdapat 10 ribu relawan Pasukan Semut.
Mereka bekerja membersihkan sampah di areal utama dan juga di jalan-jalan protokol di sepanjang lokasi kegiatan. Salah satunya di Jalan Raya Ponti, Jalan Pahlawan, Jalan Thamrin, Jalan Diponegoro serta di seputar Alun-Alun Kabupaten Sidoarjo.
Dua lokasi yang menjadi sasaran pasukan ini adalah Alun-Alun dan Komplek GOR Sidoarjo karena di lokasi itu menjadi konsentrasi masa.
Limbah sampah, rata-rata bekas botol minuman, banyak berserakan di sepanjang jalan tersebut. Meskipun panitia sudah menyiapkan kantong-kantong sampah tetap tidak mampu menampung karena banyaknya peserta yang hadir.
Sebanyak 4,5 juga warga Nahdliyin, sesuai dengan klaim panitia, datang dan pergi selama kegiatan berlangsung. Kegiatan maraton selama 24 jam yang digelar menjadikan peserta banyak yang haus dahaga.
Tak hanya sampah botol plastik yang mendominasi, ada juga berserakan sampah plastik bekas tempat duduk saat ikut istighosah pada Selasa (7/2) dini hari. Sisa sampah itu banyak yang berserakan dan harus dikumpulkan satu persatu oleh Pasukan Semut untuk selanjutnya ditempatkan di kantong plastik.
Menurut laporan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Sidoarjo, sebanyak 500 sampai 600 ton sampah diangkut dan dipilah sebelum sisanya dikirimkan ke tempat pembuangan akhir. Puluhan armada pengangkut sampah hilir mudik dari lokasi acara ke tempat pembuangan akhir, atau juga ke tempat pembuangan sementara.
Menurut DLHK Sidoarjo, sampah yang dihasilkan tersebut harus dipilah-pilah terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang di TPA. Hal itu bertujuan untuk memperpanjang masa penggunaan TPA supaya tidak cepat penuh. Selain itu, juga untuk menjaga lingkungan khususnya di Kabupaten Sidoarjo.
Kepala DLHK Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Bahrul Amig, mengaku sangat terbantu dengan adanya relawan semut tersebut. Karena jika hanya mengandalkan tenaga kebersihan DLHK, bisa jadi sampah-sampah tersebut gagal terangkut. Yang ada malahan, tumpukan sampah akan tetap teronggok di dalam kantong-kantong plastik tanpa adanya tindakan lebih lanjut.
Saat pelaksanaan Harlah Satu Abad NU, sebanyak 600 orang petugas DLHK sudah dikerahkan untuk pembersihan sampah. Mereka dikerahkan untuk mengangkut 600 ton sampah. Sekalipun petugas DLHK itu sudah bekerja selama 24 jam, pembersihan sampah tidak akan cepat tertangani jika tidak dibantu relawan Pasukan Semut. "Hadirnya Pasukan Semut sangat membantu," kata Bahrul Amiq.
Anak sekolah
Pasukan Semut lebih banyak didominasi siswa SMP dan SMA. Mereka sengaja ditempatkan untuk membantu membersihkan sampah usai gelaran pesta seabad NU.
Pasukan Semut itu bekerja usai puncak resepsi seabad NU, mengingat Pasukan Semut ini dianggap masih belum bisa untuk melindungi dirinya sendiri ketika berada di tengah jutaan orang. Oleh karenanya, oleh panitia, Pasukan Semut ini bekerja usai kegiatan berlangsung. Hasil kerjanya akan lebih efektif dan memuaskan.
Muhammad Arif, salah satu relawan Pasukan Semut misalnya, terlihat memunguti dengan sabar ke beberapa kantong sampah warna hitam yang dibawanya. Dia bersama dengan 10 orang rekannya berbaur bersama dengan Pasukan Semut lainnya guna mengumpulkan sampah.
Arif yang masih sekolah di bangku SMP itu terlihat saling bergotong-royong menyisir trotoar dan tepi jalan sejauh satu kilometer. "Bersih-bersih sampah, dan semoga mendapatkan berkah," ucapnya.
Sekolah-sekolah di Sidoarjo yang tergabung dalam Yayasan Pendidikan Ma'arif (YPM) mengerahkan sebagian siswa mereka untuk menjadi bagian dari Pasukan Semut. Rata-rata setiap sekolah mengerahkan sebanyak 200 sampai dengan 400 orang siswa untuk membantu membersihkan sampah.
DLHK Sidoarjo juga mendapatkan laporan jika Pasukan Semut juga ada yang berasal dari elemen masyarakat lainnya. Salah satunya dari para atlet yang berada di bawah naungan KONI Kabupaten Sidoarjo. Mereka bersama dengan pasukan yang lainnya turut membantu membersihkan sampah yang berserakan.
Demikian pula dengan relawan mandiri yang tidak terdata. Nisar salah satunya. Pemuda asal Pasuruan ini mengaku terdorong untuk membantu membersihkan sampah. Dia sendirian berbaur dengan relawan yang lainnya menyisir seputar tribun penonton di Gelora Delta Sidoarjo. "Hanya ingin mendapatkan berkah dari kegiatan ini saja," ujarnya.
ASN bersihkan sampah
Pasukan Semut memang menjadi garda terdepan bersih-bersih sampah pascakegiatan seabad NU. Mereka yang berjuang pertama kali memunguti sampah yang berserakan di sepanjang jalan dan juga lapangan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Namun, karena banyaknya sampah yang berserakan. Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengerahkan sejumlah aparatur sipil negara (ASN) yang berdinas di sekitar lokasi kegiatan untuk turut membantu bersih-bersih sampah.
Mereka setelah apel pagi langsung bergerak menuju ke GOR Delta Sidoarjo. Tenaga tersebut sangat dirasakan mengingat kegiatan yang menyedot animo jutaan orang ini linear dengan sampah yang dihasilkan.
Hilir mudik truk sampah bergerak mengangkut sampah-sampah tersebut. Selain sampah dari sisa bungkus makanan dan botol minuman juga terdapat sampah-sampah bekas stan penjual. Sampah itu baru bisa diselesaikan usai acara, karena seiring dengan proses pembongkaran stan.
Sifat gotong royong, bergerak bersama ini membawa percepatan pembersihan sampah di seputar lokasi dan juga jalan protokol yang menjadi lokasi utama seabad NU. Berkah bagi pedagang dan seluruh elemen yang terlibat dalam kegiatan berskala nasional, bahkan internasional ini. Semoga seluruh partisipasi sudah dilakukan oleh seluruh pihak menjadikan amal kebaikan bagi mereka semua.
Mereka menyebutnya Pasukan Semut
Kamis, 9 Februari 2023 10:07 WIB