Kendari (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tenggara telah mengerahkan petugas untuk mengevakuasi beberapa buaya muara tangkapan warga di Desa Lalonggombu, Kecamatan Andoolo, Kabupaten Konawe Selatan.
Menurut Kepala BKSDA Sulawesi Tenggara Sakrianto Djawie di Kendari, Senin, warga Desa Lalonggombu menangkap empat buaya muara (Crocodylus porosus) pada 30 Desember 2022.
BKSDA Sulawesi Tenggara, ia mengatakan, menerima laporan dari pejabat kepolisian setempat mengenai upaya warga menangkap empat buaya yang menimbulkan keresahan warga di Desa Lalonggombu.
"Penangkapan empat ekor buaya itu dibantu dua orang pawang buaya yang didatangkan dari Sulawesi Selatan atas inisiatif warga," katanya.
Setelah menerima laporan mengenai penangkapan buaya muara di Desa Lalonggombu, ia mengatakan, BKSDA mengerahkan petugas dan perlengkapan untuk mengevakuasi buaya-buaya tersebut serta berkoordinasi dengan pengelola Balai Taman Nasional Rawa Aopa Warumohai di Kabupaten Konawe Selatan untuk mempersiapkan lokasi pelepasliaran buaya.
Tim BKSDA yang meliputi 10 orang berangkat dari Kota Kendari menuju ke Desa Lalonggombu untuk mengevakuasi buaya tangkapan warga.
Saat tim tiba di lokasi, dua dari empat buaya muara yang ditangkap warga sudah mati. Tim BKSDA kemudian mengevakuasi dua buaya jantan yang masih hidup ke Taman Nasional Rawa Aopa.
Sakrianto mengemukakan bahwa konflik buaya dengan manusia utamanya terjadi karena kerusakan habitat buaya.
Alih fungsi lahan di daerah muara sungai menjadi kawasan permukiman atau tambak telah mempersempit habitat buaya sehingga mereka kesulitan mendapat mangsa.
"Hutan-hutan yang ada di sekitar muara sungai itu, yang didiami pakan-pakan buaya muara, jadi hilang, sehingga tidak ada lagi ketersediaan pakan untuk buaya muara," kata Sakrianto.
Kondisi yang demikian memaksa buaya keluar dari habitat mereka untuk mencari mangsa dan kadang sampai masuk ke daerah permukiman penduduk.
Petugas BKSDA evakuasi buaya muara tangkapan warga
Senin, 2 Januari 2023 11:58 WIB