Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur, memperketat pengamanan seluruh markas kepolisian setempat hingga jajaran polsek untuk mengantisipasi aksi teror kelompok ekstremis seperti yang terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung Jawa Barat, Rabu.
"Pengamanan dilakukan dengan menggeledah setiap barang bawaan dan tubuh pengunjung yang datang atau masuk ke Mapolres Tulungagung," kata Kasi Humas Polres Tulungagung Iptu M. Anshori di Tulungagung, Rabu.
Menurut ia, pemeriksaan barang bawaan dan identitas pengunjung sebenarnya sudah menjadi prosedur tetap di lingkungan kepolisian. Namun, insiden bom bunuh diri di Mapolsek Astanaanyar, Bandung, telah mendorong seluruh jajaran Polri untuk siaga, tidak terkecuali di lingkup Polres Tulungagung.
Pengunjung yang datang ke markas polres atau polsek diminta untuk mengeluarkan semua barang bawaan di atas meja pemeriksaan yang disediakan di depan pos penjagaan.
Gerak-gerik pengunjung yang akan datang juga dipantau. Pengunjung yang memakai jaket, misalnya, akan segera diminta untuk dilepas dan diperiksa dengan menggunakan alat pendeteksi metal.
"Sampai saat ini belum ditemukan barang yang mencurigakan," ujar Anshori.
Kebijakan pengetatan ini akan terus dilakukan karena merupakan prosedur tetap pengamanan Polres Tulungagung. "Yang pasti kita tetap waspada," ujarnya.
Sebelumnya, peristiwa bom bunuh diri terjadi sekitar pukul 08.00 WIB saat anggota Polsek Astanaanyar, Bandung, sedang melaksanakan apel pagi.
Saat itu, pelaku yang diketahui bernama Agus Sujatno alias Abu Muslim memaksa mendekati anggota polisi yang sedang melaksanakan apel. Kemudian pelaku sempat dihalau masuk oleh beberapa anggota polisi.
"Dan dia mendekat, pelaku tetap berkehendak mendekati anggota, lalu mengacungkan sebuah pisau, tiba-tiba terjadi ledakan," kata Kapolda Jabar Irjen Polisi Suntana.
Dalam peristiwa itu, pelaku meninggal dunia di tempat kejadian. Sementara satu anggota polisi juga meninggal dan sepuluh orang lainnya (termasuk satu warga sipil) mengalami luka-luka.