Kediri, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menyelenggarakan workshop kesehatan indera penglihatan bagi para guru sebagai upaya membantu mereka mendeteksi dini gangguan penglihatan pada anak usia sekolah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima di Kediri, Jumat, mengemukakan seiring perkembangan zaman, penggunaan teknologi digital mencakup segala aspek kehidupan, tidak terkecuali di dunia pendidikan. Terlebih, saat ini telepon seluler digunakan sebagai salah satu media pembelajaran.
"Tidak bisa dipungkiri di era digital saat ini, telepon seluler juga menjadi media pembelajaran bagi anak-anak. Dalam pemakaiannya, hal tersebut tentu harus diawasi agar kesehatan indera bisa terjaga. Kalau dinasihati orang tua mereka kadang kurang memperhatikan, tapi kalau guru yang menasihati biasanya lebih patuh," katanya.
Pihaknya sengaja menggelar workshop kesehatan indera penglihatan bagi guru sekolah. Sebanyak 100 orang guru di tingkat SD, SMP, SMA serta petugas kesehatan dari puskesmas se-Kota Kediri dilibatkan dalam kegiatan ini.
Menurut dia, perlu adanya pengawasan dalam pemanfaatan teknologi digital, sebab hal tersebut juga berpengaruh pada kesehatan indera penglihatan.
Selain faktor keturunan, gangguan penglihatan juga bisa dikarenakan pola hidup serta penggunaan komputer jinjing dan telepon seluler dengan durasi lama.
"Penggunaan komputer jinjing, telepon seluler itu kan juga berpengaruh terhadap kesehatan indera penglihatan dan ini harus mendapat perhatian serius dari orang tua dan para guru sehingga nantinya bisa melakukan deteksi dini pada siswanya," kata dia.
Fauzan juga menambahkan, kegiatan workshop ini juga bertujuan untuk meningkatkan peran serta guru sekolah dalam deteksi dini gangguan penglihatan pada siswa di Kota Kediri.
Jika gangguan penglihatan bisa ditangani sedini mungkin, dirinya berharap hal tersebut bisa mengurangi tingkat keparahan. Selain itu, guru diharapkan bisa memberi edukasi kepada siswa tentang penggunaan gawai secara proporsional.
"Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan guru tentang deteksi dini gangguan penglihatan siswanya sehingga dari situ bisa ditentukan tindakan selanjutnya. Misalnya dengan memindah tempat duduk siswa yang memiliki gangguan penglihatan di depan sehingga ia bisa melihat papan tulis dengan jelas," kata Fauzan.
Workshop ini menghadirkan Muhammad Rosyid Ridlo dari RS Daha Husada dan dokter Imam Taufiq dari Dinas Kesehatan Kota Kediri sebagai narasumber. Mereka memaparkan terkait faktor penyebab, solusi dan cara mengatasi gangguan penglihatan terutama terkait kebiasaan siswa.