Pamekasan (ANTARA) - Bupati Pamekasan Baddrut Tamam meminta warga mempertahankan tradisi menyimpan bahan pangan di rumahnya masing-masing sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat di wilayah setempat.
"Di sini masyarakat memiliki tradisi menyimpan hasil pertanian mereka secara pribadi. Ini tradisi baik yang harus tetap dipertahankan," katanya di Pamekasan, Minggu.
Ia menuturkan, tradisi menyimpan bahan pangan hasil pertanian itu banyak dilakukan warga di perdesaan. Biasanya, warga membuat lumbung pangan pribadi di dapur rumahnya masing-masing.
Oleh karena itu, kata bupati, konsep penataan dapur warga Pamekasan biasanya terpisah dengan rumah induk.
Dapur bukan hanya sebagai tempat memasak, tetapi juga tempat untuk menyimpan bahan pangan hasil pertanian, seperti beras dan jagung.
"Nilai baik dari tradisi menyimpan bahan pangan masyarakat ini, warga di Pulau Madura, khususnya Pamekasan tidak pernah kekurangan stok pangan, karena mereka terbiasa menyimpan pangan di rumahnya masing-masing," kata bupati.
Baddrut Tamam mengemukakan hal ini menanggapi permintaan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa agar semua pihak turut mendukung dan memperkuat program menjadikan Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional.
Hanya, kata dia, tradisi menyimpan bahan pangan masyarakat Pamekasan hanya pada jenis padi dan jagung dan belum ke jenis bahan pangan lainnya.
"Yang diinginkan pemerintah mengenai ketahanan pangan itu secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan sampai dengan peternakan di suatu kawasan. Di Pamekasan baru sebatas lumbung pangan pribadi, yang disebut dhurung," kata bupati.