Madiun (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun mengalihfungsikan keberadaan gerai masker gratis di wilayahnya menjadi gerai sembako yang diberi nama "Warung Tekan Inflasi" (Wartek) sebagai salah satu upaya menstabilkan harga pangan imbas kenaikan harga BBM.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan kasus COVID-19 sudah mulai mereda dan terkendali sehingga kebutuhan masker masyarakat sudah tidak seperti dulu karena warga sudah mampu memenuhinya sendiri.
Oleh karenanya, keberadaan gerai tersebut diubah menjadi gerai sembako yang saat ini sangat dibutuhkan warga. Tentu saja harga jualnya lebih murah dari harga pasaran, karena mendapatkan subsidi dari pemkot.
"Hari ini mulai dibuka di Kota Madiun Warung Tekan Inflasi (Wartek) yang nantinya ada di 10 titik. Selain itu juga ada lima unit mobil logistik yang akan keliling untuk mengisi ulang," ujarnyai saat membuka operasional Wartek di Jalan Merpati, Kota Madiun, Senin.
Menurut dia, tanda-tanda inflasi sudah terlihat di Madiun Kota Pendekar, salah satunya dengan adanya kenaikan harga sejumlah komoditas di pasaran.
Untuk itu, ia melakukan inovasi keberadaan wartek di Kota Madiun yang menyediakan sembako murah agar masyarakat tidak semakin terbebani dengan kenaikan harga komoditas.
"Ini salah satu upaya kita untuk menekan inflasi. Juga untuk membantu masyarakat mendapatkan sembako murah," kata dia.
Wartek saat ini menyediakan tiga sembako. Yakni, beras kemasan 5 kilogram yang dihargai Rp8.000 per kilogramnya. Kemudian, gula pasir Rp12.000 per kilogram dan minyak goreng Rp12.000 per liter.
Para pembeli juga mendapatkan bonus berupa sayuran gratis. Ada kubis dan sawi putih yang siap dibagikan ke warga.
Ke depannya, Pemkot Madiun akan membuka sembilan gerai wartek di lokasi lainnya, di antaranya diletakkan di kawasan Bunderan Taman, Lapangan Pelti Jalan Pahlawan, dan sejumlah lokasi lainnya sesuai kebutuhan.
"Saat ini baru tiga komoditas yang tersedia. Tapi pasar akan kita pantau terus. Apa yang mahal, bisa kita hadirkan untuk dijual murah di wartek. Ke depan bisa ditambah telur ayam ataupun cabai," katanya.
Pmbelian sembako di wartek tersebut harus dengan menunjukkan fotokopi KTP. Kemudian, data pembeli akan dimasukkan dalam aplikasi khusus. Tujuannya untuk membatasi pembelian dan menghindari penimbunan untuk dijual kembali.
Satu orang hanya dapat melakukan pembelian sekali dan baru bisa melakukan pembelian lagi setelah enam hari berikutnya atau setelah sembako yang dibeli habis digunakan. Dengan demikian, tidak ada aksi borong.
Salah satu warga sekitar, Endang mengaku sangat senang dengan keberadaan wartek tersebut. Ia merasa terbantu karena bisa mendapatkan bahan pangan dengan harga murah.
"Alhamdulillah. Tentu senang bisa dapat harga murah, sehingga bisa meringankan masyarakat kecil. Apalagi semua serba naik setelah BBM naik," katanya.
Warga berharap pemkot tetap menghadirkan wartek guna mendapatkan sembako murah. Paling tidak sampai harga sejumlah komoditas yang naik beranjak normal.
Wali Kota Madiun alih fungsikan gerai masker jadi warung tekan inflasi
Senin, 19 September 2022 18:41 WIB