Sumenep (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumenep menggandeng Universitas Bahaudin Mudhary Madura (Uniba) guna menekan kasus kekerdilan pada balita di wilayah itu.
Menurut Bupati Sumenep Achmad Fauzi di Sumenep, Rabu, prevalensi balita yang mengalami kasus kekerdilan tergolong tinggi, yakni mencapai 29,4 persen dari jumlah anak yang ada di wilayah itu.
"Karena itu, sebagai upaya untuk menekan jumlah balita yang mengalami kekerdilan di Sumenep ini, maka kami menggandeng Uniba," katanya.
Peran perguruan tinggi sangat penting dalam ikut memberikan solusi, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para akademisi itu.
Selain perguruan tinggi, instansi terkait lainnya yang juga dilibatkan Pemkab Sumenep dalam menekan kasus kekerdilan adalah pelaku usaha.
Pemkab juga merekrut sebanyak 866 tenaga pendamping keluarga sebagai upaya menekan kasus balita kekerdilan di wilayah itu.
"Melalui upaya terpadu dengan dukungan semua pihak ini, kami yakin kasus kekerdilan di kabupaten ini bisa ditekan sesuai harapan," katanya, menjelaskan.
Menurut bupati, target prevalensi kasus kekerdilan yang ditetapkan pemerintah pusat adalah 14 persen dari total jumlah balita.