Surabaya (ANTARA) - Dinas Pendidikan Jawa Timur dan Bank UMKM Jatim bekerja sama dalam pengembangan dan penguatan program SMA Double Track (DT) melalui penandatangan nota kesepahaman (MoU) di Surabaya, Rabu.
"Kerja sama ini nanti pendekatannya lewat pembelajaran berbasis Kelompok Usaha Siswa (KUS)," kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi usai MoU.
Pada sistem belajar berbasis KUS ini, siswa dipersilakan membentuk kelompok berdasar bidang keterampilan yang diikuti dan diberi nama KUS masing-masing.
Saat ini ada sebanyak 1.541 KUS yang terbentuk, di antaranya KUS Hunting Shoot, KUS Pixel SRD, KUS Sogun, KUS Couscous.
Wahid menjelaskan, pembentukan KUS dilakukan dalam rangka memacu siswa agar segera melakukan aksi nyata. Dalam kelompok-kelompok kecil, antarsiswa akan cepat solid dalam berkarya.
Kehadiran beberapa KUS di satu sekolah juga akan memunculkan kompetisi maupun kolaborasi yang sehat di antara mereka. Masing-masing KUS terpacu untuk menunjukkan eksistensi dan kemandiriannya.
"KUS ini mirip dengan UMKM, yang berbeda, pelakunya adalah siswa yang tergabung dalam program SMA Double Track," katanya.
Lebih lanjut, dalam satu sekolah penyelenggara Double Track dapat dibentuk sejumlah KUS sesuai kebutuhan dan hasil kesepakatan siswa. Kelompok KUS biasanya memiliki anggota dengan keterampilan sejenis, misalnya kelompok tata boga atau kelompok tata busana.
"Tapi tidak menutup peluang KUS ini beranggotakan lintas bidang keterampilan. Umumnya KUS cenderung homogen, tetapi mereka tetap bersinergi dengan bidang lain bila membutuhkannya. Misalnya KUS tata boga minta bantuan kepada KUS desain grafis untuk dibuatkan kemasan produk dan desain mereknya," katanya, menjelaskan.
Pada dasarnya, lanjut Wahid, KUS yang dibentuk, dilatih dan dikembangkan dalam program Double Track untuk memperoleh pendapatan dan kemandirian siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.
"Mereka beranggotakan lima sampai enam siswa SMA Double Track. Target setiap KUS dapat membuat rencana usaha yang diimplementasikan dan mampu membuat produk atau jasa, mengemas, dan memasarkannya baik secara online maupun offline," katanya.
Wahid mengatakan Bank UMKM digandeng sebagai mitra kerja sama untuk melakukan rintisan pembiayaan bagi KUS yang potensial untuk dibina dan dikembangkan lebih lanjut.
"Pola pembiayaan usaha rintisan KUS ini telah diawali dengan uji coba pembiayaan KUS pada akhir tahun ketiga pada beberapa KUS di SMAN 1 Saradan. Pada tahun ini setelah ada MoU diharapkan semakin banyak KUS yang mendapatkan akses permodalan dari bank UMKM," ujarnya.
Pada prinsipnya KUS memiliki tiga fungsi yang disebut 3E yaitu enlightenment, experience, dan empowerment.
Lebih jelas, fungsi enlightenment pada program DT memberi wawasan baru tentang entrepreneurship yang dapat diandalkan sebagai tumpuan hidup sukses di masa depan.
Selanjutnya fungsi experience, di mana siswa DT akan memperoleh pengalaman baru dengan belajar keterampilan baru lalu mencoba membuat produk atau menawarkan jasa tertentu kepada masyarakat. Terakhir fungsi empowerment, yakni pemberdayaan.
"Program Double Track memang upaya pemberdayaan, sehingga siswa yang tidak berencana melanjutkan kuliah, karena alasan ekonomi ataupun akademik, akan tetap berdaya dengan bekal keterampilan dan usaha rintisan yang dilakukan selama mengikuti Double Track," ujarnya. (*)