Banyuwangi (ANTARA) - Gerakan Belanja ke Pasar dan UMKM yang dikolaborasikan Pemkab Banyuwangi rutin digelar pada tanggal "cantik" setiap bulannya dan berlangsung sejak tahun 2021.
Sejak 7 Juli 2022, aksi konkrit belanja yang dilakukan ASN dan berbagai komunitas itu memborong beragam produk pangan untuk membantu meningkatkan gizi anak stunting. Aksi serupa akan kembali digelar pada tanggal 8 Agustus 2022.
"Kami ingin menjadikan gerakan belanja ini sekaligus sebagai upaya gotong royong penanganan stunting, termasuk kami bantu ibu hamil berisiko tinggi. Nanti hasilnya didonasikan untuk penanganan stunting. Kita sudah punya data detail, by name, by address, di setiap wilayah garapan puskesmas. Nanti disalurkan di sana," ujar ujar upati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa.
Sejumlah kebutuhan gizi anak seperti susu, telur, kacang hijau, biskuit bayi, protein hewani, sayur, dan lainnya akan diborong.
"Kami utamakan pangan lokal, jangan hanya produksi pabrikan," katanya.
Ia menambahkan hasil dari gerakan belanja 8/8 ini langsung didistribusikan ke ribuan anak yang telah terdata.
"Termasuk kami tujukan ke anak-anak yatim piatu yang berpotensi mengalami stunting," ujarnya.
Di Banyuwangi, terang Ipuk, penanganan stunting dilakukan keroyokan secara bergotong royong. Tidak hanya menjadi tugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan, melainkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) juga ikut terlibat.
"Penyebab stunting bukan hanya masalah kesehatan, bisa juga karena faktor lingkungan dan banyak lainnya maka penanganannya pun tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Semua OPD harus bergerak bersama," katanya.
Dalam penanganan stunting, Banyuwangi telah mengidentifikasi data by name by address, berikut faktor risikonya. Setelah dilakukan identifikasi, penanganan dilakukan secara gotong royong lintas sektoral. Misalnya, karena faktor ekonomi, anak nelayan miskin mengalami mal nutrisi sehingga terindikasi stunting.
"Selain anak akan rutin diberikan makanan dan vitamin tambahan, orang tuanya juga diintervensi untuk peningkatan ekonominya," kata Ipuk.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, untuk percepatan penurunan dan penanganan stunting, Pemkab Banyuwangi telah meluncurkan program "Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS)".
Dalam program BTS, terdapat lima langkah, yakni identifikasi balita stunting (by name by address/coordinat, by problem); lalu perbaiki problem faktor penyebab stunting, misalnya masalah ekonomi, kondisi kesehatan, gizi, dan lainnya," ujarnya.