Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor di Sidoarjo, Minggu mengatakan total ada 58 titik dan dari jumlah itu sebagian sudah dikerjakan serta lainnya dalam proses.
"Normalisasi dilakukan sebelum datangnya musim hujan karena sebagai bentuk antisipasi meminimalisir banjir," katanya.
Bupati Sidoarjo yang akrab disapa Gus Muhdlor ini mengatakan, sasaran normalisasi sungai tersebut adalah yang mengalami pendangkalan terutama daerah padat penduduk.
"Selanjutnya sungai tersebut dikeruk oleh Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo," ujarnya.
Ia mencontohkan, sungai daerah Kecamatan Sedati yang memisahkan antara Desa Sedati Gede dan Desa Sedati Agung itu saat ini sedang dalam proses normalisasi.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mengatakan normalisasi akan terus dilakukan mengingat Sidoarjo merupakan daerah delta banyak dialiri sungai.
"Sama halnya dengan perbaikan jalan dan betonisasi yang tiap tahun dikebut. Karena, kedua proyek itu membawa efek langsung pada kelancaran aktivitas masyarakat," ujarnya.
Gus Muhdlor meminta pascadilakukan pengerukan sungai-sungai dijaga dari kotoran sampah karena sampah menjadi penyebab utama aliran tidak lancar dan pendangkalan.
"Dibutuhkan kesadaran dari masyarakat agar tidak lagi membuang sampah di kali. Butuh pengawasan bersama," ujarnya.
Ia mengatakan, guna mengembalikan fungsi sungai sebagai tampungan air hujan dan mencegah banjir juga untuk memperlancar saluran irigasi lahan pertanian.
Oleh karenanya, Gus Muhdlor mendorong pemerintah desa menerapkan pengawasan terhadap kebersihan sungai-sungai yang melewati wilayah desa masing-masing.
"Tolong, jangan lagi mengotori sungai dengan sampah. Ayo bersama-sama dijaga," kata dia.
Kabid Irigasi dan Pematusan Dinas PU BM SDA, Rizal Asnan mengatakan normalisasi dilakukan merata di semua wilayah kecamatan.
"Tahun ini ada 58 titik kali yang dinormalisasi, yang diprioritaskan kali yang melewati padat pemukiman dan yang menjadi saluran irigasi lahan persawahan," katanya.