Banyuwangi (ANTARA) - Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu, menggelar Festival Memengan Tradisional alias Festival Permainan Tradisional dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2022.
Sebanyak 750 pelajar SD terlihat asyik memainkan 25 macam permainan tradisional. Festival yang berlangsung di Taman Blambangan ini berlangsung meriah. Ragam permainan tradisional dimainkan dan didefilekan oleh ratusan anak. Mulai dari egrang, congklak, bakiak, jaranan, hola hoop, hingga tembak-tembakan.
Selain bermain, mereka juga terlihat sibuk menyiapkan mainannya sendiri. Ada yang membuat mobil-mobilan berbahan bambu, kayu dan sabut kelapa untuk kemudian mereka tampilkan bersama.
"Menyenangkan sekali, ingat masa kecil dulu. Balap bakiak ini menguji ketangkasan dan kekompakan. Festival Permainan Tradisional ini bagian dari usaha kami mengajak anak melakukan aktivitas fisik," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Ia mengemukakan, data dengan mengacu sebuah riset pada 2021 bahwa 89,99 persen anak usia 5 tahun ke atas mengakses internet untuk media sosial. Rata-rata bahkan ada yang menyebut, anak-anak menggunakan gawai hingga 4 jam per hari. Ada riset, di kota besar di Indonesia, 8 dari 10 anak kurang gerak.
"Mengakses internet tidak ada masalah, namun tetap harus terpantau, karena bagaimanapun anak-anak mungkin belum bisa mengontrol apa yang dilihat di internet. Panduan-panduan konten internet ramah anak harus dipahami orang tua," ujar Ipuk.
Selain itu, lanjut dia, yang terpenting jangan kemudian anak hanya lihat gawai terus-menerus sehingga mempengaruhi berkurangnya aktivitas anak, yang bisa menimbulkan gaya hidup kurang sehat pada anak.
"Anak hanya malas bergerak di rumah. Maka permainan-permainan tradisional harus dihidupkan sebagai bagian dari katakanlah detoks gawai," katanya.
Menurut Ipuk, Pemkab Banyuwangi menggelar festival permainan tradisional mengajak anak-anak untuk membuat dan memainkan aneka ragam permainan tradisional yang sarat dengan olah fisik, penuh filosofi/makna dan berbiaya relatif murah.
"Tak hanya itu, permainan tradisional ini juga sarat dengan hal positif. Kita diajarkan untuk kreatif mengolah barang yang ada di sekitar kita untuk dijadikan mainan. Jika melihat permainan bakiak raksasa tadi kita jadi belajar gotong royong, bekerja sama dengan jalan beriringan dengan kawan belakang. Ini adalah intisari yang diajarkan oleh leluhur kita dalam bentuk permainan tradisional," katanya.
Festival ini juga dihadiri aktivis dolanan dari Kampung Dolanan Kenjeran Surabaya Mustafa Sam. Hadir secara virtual Pejabat Fungsional Madya Direktorat Pendidikan SD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kurniawan.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno mengatakan festival permainan tradisional telah digelar rutin Pemkab Banyuwangi sejak 2017. Festival ini diadakan untuk melestarikan beragam permainan tradisional bangsa Indonesia yang diyakini banyak mengandung hal positif.
"Permainan tradisional ini patut kita lestarikan, karena ini adalah salah satu tradisi dan budaya leluhur bangsa ini yang patut kita lestarikan. Banyak hal-hal positif yang terkandung di dalamnya. Mulai bagaimana kita berkreasi memanfaatkan barang bekas yang ada di sekitar kita, mengajarkan kekompakan dan sportivitas, hingga aktivitas fisik yang sehat," katanya. (*)
Bupati Banyuwangi ajak anak-anak beraktivitas fisik lewat Festival Permainan Tradisional
Sabtu, 23 Juli 2022 20:10 WIB