Yogyakarta (ANTARA) - Pakar perdagangan ekonomi dunia dan politik internasional Universitas Gadjah Mada (UGM) Riza Noer Arfani menilai kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina dan Rusia sangat strategis untuk pemulihan ekonomi global.
"Kalau tidak ada langkah-langkah terobosan terhadap perang ini kemungkinan harga minyak akan terus naik bisa menimbulkan resesi global dan stagflasi. Menimbulkan fenomena inflasi yang tinggi dibarengi dengan kemandekan ekonomi," kata Riza dikutip dari laman resmi UGM di Yogyakarta, Sabtu.
Riza menuturkan bahwa kunjungan tersebut amat bermakna dan strategis karena pemulihan ekonomi yang sudah digagas sejumlah pihak, termasuk negara anggota G-20 saat ini sangat terancam akibat peperangan Rusia-Ukraina.
Jika kemungkinan besar perang itu berlangsung lama, menurut dia, akan sangat berdampak pada tiga sektor penting, yaitu sektor pangan, energi, dan sektor kesehatan.
Problem pangan, kata Riza, sudah disampaikan Presiden Jokowi pada Forum G-7 bahwa persoalan tersebut telah mengancam negara-negara sedang berkembang karena jika rantai pasok pangan terganggu, berdampak pada naiknya harga-harga bahan pokok.
Pada sektor energi, perang tersebut juga mendorong gejolak harga minyak sehingga berpengaruh pada negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia.
Sanksi terhadap Rusia akibat peperangan itu, kata dia, juga menimbulkan ketidakpastian harga energi global, terutama minyak.
Pada sektor kesehatan, perang yang berlarut-larut, menurut dia, tentu berpengaruh pada distribusi vaksin, apalagi di level global capaian vaksinasi masih timpang.
"Ada negara-negara berkembang, negara-negara menengah bawah yang capaiannya masih di bawah 50 persen. Ini sangat berat jika perang terus berlanjut tentu akan berpengaruh pada program-program terkait dengan obat untuk penanganan pandemi. Saya kira-kira makna kunjungan juga terkait ini," ujarnya.
Meski demikian, dari sisi geopolitik atau situasi kawasan, kata Riza, kunjungan Presiden Jokowi tidak akan terlalu tampak karena permasalahan tanggung jawabnya lebih banyak di negara-negara besar.
Menurut dia, secara geografis terhadap Asia Tenggara atau Asia pada umumnya tidak terlalu tampak pengaruhnya, kecuali jika perang berlanjut dengan menggunakan persenjataan nuklir.
"Itu efek beratnya mungkin bisa memicu perang dunia ketiga. Akan tetapi, proyeksi saya itu agak jauh karena ini lebih banyak dibatasi dampaknya agar secara geografis tidak sampai meluas ke kawasan-kawasan lain," kata dia.
Riza mengungkapkan bagaimanapun kunjungan Presiden Jokowi memperlihatkan bahwa sinyal politik luar negeri Indonesia tetap menginginkan stabilitas di kawasan internasional.
Pakar: Kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia-Ukraina strategis pulihkan ekonomi
Sabtu, 2 Juli 2022 14:24 WIB
Kalau tidak ada langkah-langkah terobosan terhadap perang ini kemungkinan harga minyak akan terus naik bisa menimbulkan resesi global dan stagflasi