Jakarta (ANTARA) - Elon Musk pada Senin (6/6) mengancam akan menarik tawarannya untuk membeli Twitter jika perusahaan jejaring sosial itu gagal memberikan data akun palsu.
Dikutip dari AFP, Selasa, Musk menuduh Twitter telah melakukan pelanggaran material dari perjanjian merger dan ia memiliki hak untuk tidak melanjutkan kesepakatan, menurut dokumen yang diajukan pihak Musk ke regulator sekuritas.
Dokumen pengajuan tersebut menandai eskalasi pernyataan Musk yang sebelumnya telah menyoroti perihal akun palsu yang bisa menimbulkan pembatalan kesepakatan sebesar 44 miliar dolar AS untuk mengambil alih Twitter.
Ancaman tersebut juga menandai pernyataan Musk yang disampaikan secara tertulis untuk pertama kali dan bukan mengunggahnya melalui platform media sosial Twitter.
Sebelumnya pada April, Musk menyetujui kesepakatan untuk membeli Twitter. Namun pada pertengahan Mei, Musk mencuit melalui akun Twitter-nya bahwa rencana untuk membeli Twitter ditunda sementara. CEO Tesla dan SpaceX itu mengatakan penangguhan dilakukan karena menunggu rincian perhitungan Twitter yang menyatakan akun palsu berkisar kurang dari 5 persen total pengguna di platform itu.
Baca juga: Elon Musk isyaratkan ingin beli Twitter dengan harga yang lebih murah
Sebelumnya juga telah mengatakan melalui akun Twitter-nya bahwa dirinya bisa membatalkan kesepakatan jika kekhawatirannya tidak ditangani.
Menurut Elon Musk, jumlah bot sebenarnya mungkin empat kali lebih banyak dari perkiraan yang diberikan Twitter. Bot dapat digunakan di media sosial untuk menyebarkan berita palsu atau menciptakan kesan terdistorsi tentang seberapa luas informasi dikonsumsi dan dibagikan.
Di sisi lain, menurut CEO Twitter Parag Agrawal, kurang dari lima persen akun yang aktif pada hari tertentu di Twitter adalah bot, tetapi analisis tidak dapat direplikasi secara eksternal untuk menjaga kerahasiaan data pengguna.
Namun Musk telah mengabaikan tanggapan dari Twitter tersebut dan menegaskan kembali sikapnya itu pada Senin (6/6).
Pengacara Musk, Mike Ringler, mengatakan bahwa Twitter telah gagal menanggapi pertanyaan valid yang diajukan Elon Musk mengenai akun palsu.
“Musk telah menjelaskan dia tidak percaya bahwa metodologi pengujian yang lemah dari perusahaan itu memadai sehingga dia harus melakukan analisisnya sendiri,” kata Ringler dalam sebuah surat.
Baca juga: Jokowi puji Elon Musk superjenius untuk urusan teknolog
Baca juga: Elon Musk digugat investor Twitter akibat dugaan manipulasi saham
Untuk melanjutkan kesepakatan, menurut dokumen itu, pihak Musk harus memiliki pemahaman yang lengkap dan akurat tentang inti model bisnis Twitter termasuk basis pengguna aktifnya.
Sejumlah pengamat menilai pertanyaan Musk tentang bot Twitter itu disampaikan sebagai cara untuk mengakhiri proses pengambilalihan atau untuk menekan Twitter agar menurunkan harga.
Melalui Twitter, analis Wedbush Dan Ives pada Senin memprediksi adanya biaya penalti sebesar 1 miliar dolar AS jika terjadi kemunduran kesepakatan antara Elon Musk dan Twitter. Sementara Angelo Zino dari CFRA Research berpendapat pihaknya memprediksi kesepakatan diselesaikan di pengadilan.
Sebelumnya CEO Tesla Elon Musk menawarkan sekitar 43 miliar dolar AS atau setara Rp618,4 triliun untuk membeli 100 persen saham Twitter setelah dia diumumkan menjadi pemegang saham terbesar Twitter.
“Saya berinvestasi di Twitter karena saya percaya pada potensinya untuk menjadi platform kebebasan berbicara di seluruh dunia, dan saya percaya kebebasan berbicara adalah keharusan sosial untuk demokrasi yang berfungsi,” kata Musk dalam surat yang dikirim ke Kepala Twitter Bret Taylor dikutip dari The Verge, Jumat(15/4).
Tawaran Elon Musk itu menjadi tawaran yang terakhir dan jumlah besaran nilai tersebut berdasarkan keinginannya membeli saham yang diperdagangkan di bursa saham untuk masyarakat umum saat nilainya 54,20 dolar AS per lembar saham.(*)
Baca juga: Elon Musk beli twitter seharga Rp634 triliun
Baca juga: Elon Musk targetkan pendapatan Twitter lima kali lipat
Baca juga: SpaceX sediakan layanan WiFi dalam penerbangan untuk pertama kalinya
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Elon Musk ancam tak jadi beli Twitter jika data akun palsu ditahan