Surabaya (ANTARA) - Aice Group dan Rumah Literasi Indonesia (RLI) mendukung budaya literasi siswa sekolah dasar (SD) lewat program #15HariAiceBerbagiSehat.
"Pendidikan anak tidaklah bisa hanya digantungkan pada kinerja sekolah formal. Orang tua dan masyarakat menjadi bagian penting dalam membangun fondasi nilai dasar kehidupan bagi anak," kata Brand Manager dan Juru Bicara Perusahaan Aice Group Sylvana Zhong melalui keterangannya, Selasa.
Program #15HariAiceBerbagiSehat merupakan program berbagi yang dijalankan setiap bulan sejak 2021.
Sylvana mengatakan #15HariAiceBerbagiSehat kali ini digelar bertepatan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional, di mana pihaknya mendorong para pemuda untuk terlibat sebagai relawan literasi.
"Kebangkitan nasional dimulai salah satunya dari pendidikan anak-anak kita. Kemauan yang keras, budi pekerti dan cita-cita anak dapat diperoleh dari bimbingan para profesional berbagai bidang," katanya.
"Sebagai perusahaan yang produknya dekat dengan masyarakat, Aice mendukung upaya kolektif dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, lewat program #15HariAiceBerbagiSehat bulan ini Aice mendukung kampanye literasi siswa SD," ujarnya.
Menurutnya, kegiatan yang dilakukan RLI di Banyuwangi menjadi pilot model yang bagus untuk dijalankan di daerah lain Indonesia juga.
Pimpinan RLI, Tunggul Harwanto menjelaskan bahwa organisasinya bersama dengan Aice Group saat ini menjadikan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini sebagai momen kegiatan relawan dan profesional dari berbagai sektor untuk ikut serta berkontribusi dalam misi perbaikan pendidikan di Indonesia.
Lewat programnya, relawan dari berbagai latar belakang memanfaatkan libur dan cutinya selama tiga hari secara serentak dengan mengunjungi dan mengajar berbagai Sekolah Dasar di wilayah Banyuwangi.
Pada bulan ini, RLI melaksanakan rangkaian acara bertajuk Inspirasi Sekolah Literasi (ISL) Kampung Bongkoran sejak Jumat (20/05) hingga dua hari setelahnya.
"Kami memulai upaya bersama dengan banyak pihak sejak 2014, dengan mengumpulkan kontribusi tenaga, pikiran, barang dan dana dari banyak relawan dan berbagai kalangan masyarakat maupun swasta," ujarnya
"Kami mengajar di berbagai sekolah yang ada di kota maupun di kampung. Interaksi antara para profesional berbagai bidang dengan siswa dan guru SD diniatkan untuk membangun gagasan kemajuan bagi anak-anak kita," kata Tunggul.
Selain itu, RLI juga meyakini program yang berkesinambungan bukan hanya akan memberikan pengalaman dan gambaran bagi masyarakat secara langsung terhadap kondisi pendidikan publik di Banyuwangi, tapi juga membangkitkan empati dan apresiasi terhadap guru yang ada di pelosok.
Bonus lainnya, keberhasilan program secara otomatis akan membangun pula jejaring antarsekolah dalam bekerjasama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di lapangan.