Situbondo (ANTARA) - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, telah menyepakati bersama dengan Pabrik Gula Assembagoes harga tebu petani dibeli seharga Rp60.000 hingga Rp65.000 per kuintal.
Sekretaris APTRI Cabang Kecamatan Asembagus, Herman Fauzi mengemukakan bahwa dengan harga tebu yang telah disepakati bersama PG Assembagoes, menguntungkan petani tebu di wilayahnya.
"APTRI bersama PG Assembagoes menentukan jadwal tebang, dan negosiasi harga tebu. Tahun ini, PG Assembagoes membeli tebu petani Rp60.000 - Rp65.000 per kuintal," katanya di Situbondo, Senin (23/5).
Ia menjelaskan, APTRI sebagai lembaga asosiasi yang melindungi petani tebu membuat kesepakatan harga bersama PG Assembagoe dan sepakat Rp60.000 per kuintal. Bahkan pabrik gula sanggup membeli Rp65.000 jika tebu dalam kondisi bersih dari tunas tebu (solang) tanah dan lainnya.
Kata Fauzi, PG Assembagoes memberlakukan sistem pembelian tebu atau tebu petani langsung dibayar sesuai kesepakatan bersama pabrik gula dan APTRI.
"Sebenarnya harga ini masih kurang tinggi, namun karena pabrik gula masih memberikan reward ketika petani menimbang bersih, tidak ada tanah, dadu, tunas tebu dan dihargai Rp65.000 per kuintal," tuturnya.
Ia menyebutkan, dengan harga tebu Rp60.000 per kuintal, petani masih diuntungkan sekitar 40 persen dari modal, jika lahannya milik sendiri. Tapi, jika masih sewa lahan keuntungannya tipis, yaitu sekitar 20 - 30 persen dari modal penanaman tebu. Modal menanam tebu per hektare bisa mencapai Rp30.000.000.
"Kalau lahannya masih sewa, keuntungannya bisa berkurang. Karena harga sewanya tinggi, yaitu sekitar Rp15-20 juta per hektare. Belum lagi biaya tanam, jadi keuntungannya tipis," ucapnya.
Fauzi menambahkan, satu hektare lahan bisa menghasilkan hingga 700 - 1.000 kuintal. Jika lahannya subur dan perawatannya istimewa, bisa mencapai hingga 1.500 kuintal per hektare. (*)