Surabaya (ANTARA) - Legislator meminta pihak kepolisian dan Pemerintah Kota Surabaya mengusut sampai tuntas penyebab ambrolnya seluncuran di waterpark atau kolam renang Kenpark, Kenjeran, Surabaya, Sabtu, yang mengakibatkan 16 orang cedera.
Anggota Komisi A Bidang Hukum dan Pemerintahan DPRD Kota Surabaya Arif Fathoni mengatakan dirinya sekeluarga termasuk salah satu warga Surabaya yang menikmati wisata di Kenpark, baik itu menemani anak bermain kuda dan makan lontong kupang sambil melihat suasana laut.
"Soal ambrolnya seluncuran itu mungkin karena pengelola selama pandemi tidak melakukan perawatan dengan maksimal," katanya.
Namun, karena sudah menyangkut insiden publik, Arif berharap pihak kepolisian melakukan penyidikan secara menyeluruh untuk mengetahui kejadian tersebut ada unsur kelalaian pengelola atau tidak, mengingat sudah ada belasan korban luka.
Meskipun Kenpark dimiliki oleh swasta murni, Arif berharap Pemkot Surabaya melakukan audit secara keseluruhan.
"Apakah semua wahana permainan sudah memenuhi unsur laik pakai atau tidak? Hasil dari audit tersebut menentukan sikap pemkot masih akan memberikan izin operasional atau mencabut izin operasionalnya," kata Ketua DPD Partai Golkar Surabaya ini.
Jika hasilnya pemkot harus menutup izin operasional, ia juga berharap seluruh pedagang, penjaga kuda dan warga Surabaya yang mengadu nasib di Kenpark juga dipikirkan untuk ditampung di Pantai Ria Kenjeran yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya.
"Agar mereka masih bisa menyambung hidup melalui keindahan alam Kota Surabaya," ujar dia.
Berdasarkan keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, sambungan seluncuran air di kolam renang Kenpark Kenjeran tiba-tiba ambrol jatuh ke bawah sekitar pukul 13.30 WIB.
Pada saat ambrol, banyak pengunjung yang bermain di wahana tersebut sehingga sebagian dari mereka berjatuhan dari seluncuran yang memiliki ketinggian 10 meter. Dugaan sementara penyebab ambrol sambungan seluncuran tersebut karena kondisinya sudah lapuk.