Kediri (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, akan mengembangkan aplikasi khusus guna melakukan monitor kesehatan ibu hamil demi mencegah terjadinya stunting atau kekerdilan pada anak.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri dokter Achmad Khotib, Selasa, mengemukakan aplikasi ini nantinya akan digunakan memantau perkembangan dan data terkait ibu hamil sehingga akan dapat dilakukan penanganan terhadap ibu hamil berisiko kematian tinggi.
"Nantinya ibu hamil akan selalu dalam pantauan, sehingga kami dapat melakukan penanganan jika terjadi kasus serta pencegahan kematian terhadap ibu hamil," katanya di Kediri.
Pihaknya mengungkapkan seorang ibu hamil dengan risiko tinggi, memang bisa secepatnya mendapatkan perawatan. Hal ini sekaligus sebagai pencegahan agar dapat menurunkan angka kematian pada ibu.
Ia juga menambahkan, angka kematian ibu hamil ini menjadi krusial, karena angka kematian ibu dijadikan salah satu indikator pembangunan manusia. Satu kematian ibu mempunyai dampak besar terhadap pertumbuhan anak sebagai penerus bangsa.
Pihaknya juga melakukan sinergitas dengan berbagi lembaga seperti Tim Penggerak PKK dan Srikandi Biru dalam upaya pendampingan ibu hamil baik di tingkat desa maupun kecamatan.
Ia menyebutkan, pada Maret 2022 ini terdapat laporan tiga3 kasus kematian ibu hamil. Satu kasus karena eklamsi atau kejang selama masa kehamilan dan sesaat setelah melahirkan. Dan dua kasus lain masih dalam proses identifikasi penyebabnya.
Sementara itu, mengenai angka stunting di Kabupaten Kediri, Ahmad mengatakan mengalami tren membaik yang ditunjukkan dengan penurunan angka stunting dari tahun 2020 di angka 14 menjadi 11,6.
"Hal ini didasarkan pada bulan timbang. Dengan jumlah sampling yang jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya yakni hampir 90 persen bayi yang ada di Kabupaten Kediri ditimbang," kata dia.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kediri Eriani Annisa Hanindhito mengapresiasi kinerja Srikandi Biru dalam melakukan pendampingan terhadap ibu hamil dan bayi.
Menurut ia, masih banyak yang perlu ditingkatkan dalam kinerja Srikandi Biru untuk mencapai target yang ditentukan.
Pihaknya juga mengatakan dampak stunting ini berbahaya bagi keberlangsungan generasi ke depan. Stunting dapat menghambat pertumbuhan dan mampu memengaruhi perkembangan otak anak sehingga menyebabkan kemampuan mental dan belajar kurang.
"Hingga pada akhirnya dapat menurunkan prestasi sekolah anak," katanya.
Pihaknya juga meminta agar Srikandi Biru yang bertugas melakukan pendampingan satu kader satu ibu hamil dan bayi ini terus bersemangat dan berupaya menurunkan angka kematian ibu dan stunting pada bayi. (*)
Pemkab Kediri kembangkan aplikasi monitoring ibu hamil
Selasa, 29 Maret 2022 21:27 WIB