Surabaya (ANTARA) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) secara resmi menyerahkan produk inovasi cat pelapis dan stiker antivirus CoFilm+ kepada Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), Jumat, sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.
"Hasil coating CoFilm+ ini dilakukan dengan mencakup bagian-bagian yang berpotensi menjadi tempat penularan virus dan bakteri seperti railing bed, safety grab, kran air, gagang pintu, handle kursi, meja, dan lain-lain," kata Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerja sama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati.
Sejumlah 40 ruangan dan lebih dari 952 item di RSUA telah diproteksi seperti ruang IGD, ICU, ruang rawat inap, lobi, ruang poli, dan ruang tenaga kesehatan (nakes).
Saat ini, CoFilm+ telah digunakan di puluhan tempat seperti di Polda Jatim, Medical Centre ITS, Kantor Wakil Gubernur Jatim, klinik kecantikan, Satu Atap Coworkshare, Tab Hotel Group, dan bermacam tempat lainnya.
Produk inovasi CoFilm+ sendiri juga telah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan dengan nomor FR.03.02/VA/07696/2021.
Bambang Pramujati terus berharap penuh kepada CoFilm Indonesia untuk mengembangankan CoFilm+ yang tidak berwarna, sehingga bisa diaplikasikan di manapun tanpa mengurangi estetika dari benda yang dilapisi dengan CoFilm+.
"Berakhirnya pandemi COVID-19 tentunya tidak berarti inovasi ini tidak bermanfaat, karena ini dapat terus melindungi manusia tidak hanya dari virus COVID-19 namun berbagai virus dan bakteri lainnya," ujarnya.
Co-Founder CoFilm Indonesia Royyan Wafi Pujiyanto menyebutkan bahwa produk tersebut merupakan hasil hilirisasi penelitian ITS di RSUA dan Rumah Sakit Khusus Infeksi.
Dibuat sebagai pelapis antimicrobial dengan teknologi Nano Copper (tembaga berukuran nano) yang berbentuk seperti aerosol paint yang warnanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
"Teknologi copper ini dipilih menjadi teknik utama sebagai bahan aktif karena sifatnya yang mudah membunuh berbagai virus dan mikroorganisme berbahaya lainnya," katanya.
Teknologi yang dikembangkan sejak Juni 2020 tersebut telah terbukti dapat membasmi berbagai jenis virus, bakteri, bahkan jamur yang menempel pada permukaan berlapis serta mampu memberikan perlindungan yang permanen.
Tak hanya itu, penggunaan copper juga merupakan satu-satunya bahan logam yang telah tersertifikasi EPA (Environmental Protection Agency) Amerika Serikat dan telah diuji melalui Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga serta Nanotechnology and Advanced Material Research Center ITS.
Berkaitan dengan penanganan COVID-19, Wafi menjelaskan, virus SARS COV-2 di atas permukaan CoFilm+ 90 persen dapat mati di permukaan benda yang diberikan cat pelapis ini dalam waktu 10 menit. Sedangkan 99,9 persen virus dapat mati dalam waktu 1 jam.
"Sementara pada permukaan benda tanpa pelapis antivirus ini, virus dapat bertahan lebih dari 24 jam," katanya.
Ke depannya, menurut Wafi, CoFilm+ diharapkan tidak hanya melindungi area rumah sakit, namun juga mampu memproteksi sekolah, kantor, bandara, mal, dan fasilitas umum lainnya. (*)