Jakarta (ANTARA) - Sebelum putaran final Piala Afrika 2021 kickoff di Kamerun, Senegal adalah tim yang menjadi favorit kuat menjuarai Piala Afrika yang tertunda satu tahun akibat pandemi COVID19.
Memiliki Sadio Mane yang merupakan salah satu pemain sayap paling berbakat di dunia saat ini dan juga penjaga gawang Edouard Mendy yang menjadi bagian penting Chelsea, terutama musim lalu, serta manakala merebut mahkota Liga Champions tahun lalu, Senegal menjadi kekuatan yang mengerikan selama turnamen sebulan penuh di Kamerun itu.
Singa Teranga tajam di ujung serangan dan tangguh di ujung pertahanan sehingga sangat sulit dihentikan siapa pun, termasuk oleh Guinea Ekuatorial dalam pertandingan perempatfinal Senin dini hari nanti pukul 02.00 WIB di Stadion Ahmadou Ahidjo di Youande, Kamerun.
Tetapi runner up Piala Afrika 2002 dan 2019 itu hanya bisa mengumpulkan lima poin dari tiga pertandingan fase grupnya setelah hanya menang satu kali melawan Zimbabwe dalam laga pertamanya pada putaran final edisi Kamerun ini. Dan ini pun didapatkan dari satu tendangan penalti.
Jika melihat perjalanan Senegal sebelum mencapai perempatfinal, apa yang mereka lakukan keluar dari logika sebuah tim yang seharusnya memperoleh hasil meyakinkan, mengingat skuad mereka dihuni talenta-talenta cemerlang, termasuk Sadio Mane si bintang Liverpool.
Namun, kemenangan mereka dalam partai penting melawan Cape Verde pada 16 besar perlahan memupus keraguan terhadap Senegal sehingga si Singa Teranga mau tak mau kembali harus dianggap sebagai tim yang wajib diperhitungkan.
Sebaliknya, Guinea Ekuatorial yang menumbangkan juara bertahan Aljazair, yang jauh bertabur bintang, termasuk pemain sayap Manchester City Riyad Mahrez dalam pertandingan fase grup, tak bisa dianggap sebelah mata oleh Senegal.
Tim kecil kini memang tidak memiliki pemain bintang berkaliber Mane atau Mendy, tetapi mereka sangat disiplin dan terlatih baik dalam bermain sebagai tim.
Resep itu pula yang membuat mereka memetik hasil yang meyakinkan sampai bisa menjejak fase gugur dan bahkan menyingkirkan Mali pada 16 besar kendati lewat adu penalti saja.
Si pembunuh raksasa itu bisa menelan korban berikutnya jika Senegal menganggap enteng. Tetapi ini tidak memupus fakta bahwa Senegal si Singa Teranga tetap favorit kuat memenangkan laga perempatfinal terakhir dalam Piala Afrika 2021 ini.
Perjalanan tim dan head to head
Singa Teranga belum pernah kebobolan satu pun gol dalam turnamen ini dengan tetap clean sheet pada keempat pertandingan mereka sejauh ini, termasuk saat menaklukkan Cape Verde dalam pertandingan babak 16 besar.
Pertama, mereka mengalahkan Zimbabwe 1-0, namun empat hari kemudian ditahan seri 0-0 oleh Guinea dan kembali memperoleh skor 0-0 dalam pertandingan fase grup terakhir melawan Malawi.
Pada 16 besar melawan Cape Verde, yang dua pemainnya diusir keluar lapangan karena menerima kartu merah, Senegal menang 2-0 berkat gol Sadio Mane dan Bamba Dieng.
Sebaliknya, Guinea Ekuatorial menjadi salah satu paket kejutan selama putaran final edisi ini.
Mereka lolos dari grup yang dihuni tim-tim kelas berat, seperti Aljazair dan Pantai Gading.
Kalah 0-1 dari Pantai Gading, mereka bangkit dengan membunuh raksasa Aljazair dengan 1-0, sebelum menaklukkan Sierra Leone dalam pertandingan terakhir fase grup.
Kejutan mereka belum berakhir manakala dalam pertandingan 16 besar, menahan seri Mali dengan 0-0 selama 120 menit dan akhirnya mereka menangkan setelah menang adu penalti 6-5.
Kini mereka akan dijajal Senegal yang mengungguli mereka dalam tiga pertemuan terakhir sejauh ini antara Senegal dan Guinea Ekuatorial. Senegal menang dua kali, sedangkan Guinea Ekuatorial menang satu kali.
Satu dari tiga pertemuan di antara mereka itu terjadi pada Piala Afrika 2012, ketika Guinea Ekuatorial menang 2-1 dalam pertandingan fase grup.
Berdasarkan statistik lima pertandingan terakhir, Senegal mengungguli Guinea Ekuatorial walaupun sama-sama menang tiga kali. Yang berbeda adalah Senegal tak pernah kalah.
Kabar tim dan sebelas pemain pertama
Guinea Ekuatorial telah menjadi tim kejutan yang mengasyikkan untuk terus diikuti, tetapi mereka menghadapi skuad Senegal yang diisi pemain-pemain berbakat.
Bahkan seandainya Senegal tak bisa menurunkan Sadio Mane pun, mereka masih memiliki stok senjata ampuh dalam menghentikan petualangan Guinea Ekuatorial.
Tetapi Singa Teranga tetap was-was melihat tingkat kebugaran bintang Liverpool itu setelah mengalami benturan kepala yang mengerikan dalam pertandingan terakhirnya dalam 16 besar.
Dia ambruk saat membuat selebrasi usai mencetak gol ke gawang Cape Verde.
Jika pemain sayap ini terpaksa absen, maka Bamba Dieng yang juga menciptakan gol saat laga melawan Cape Verde itu akan mengisi peran ujung tombak serangan Senegal.
Mereka juga masih memiliki pemain Watford, Ismaila Sarr, yang belum bermain satu menit pun selama turnamen ini. Sarr bisa berduet dengan Dieng di ujung serangan.
Senegal juga mendapatkan suntikan semangat dari kembalinya Cheikhou Kouyate setelah skorsingnya berakhir.
Guinea Ekuatorial tidak dipusingkan oleh cedera pemain. Sebaliknya, mereka malah mendapatkan tenaga segar dari Josete Miranda dan Federico Bikoro yang sudah kembali bermain setelah absen dalam laga lalu karena akumulasi kartu kuning.
Mereka juga masih akan menurunkan Jannick Buyla dan Santiago Eneme di lini tengah mereka yang selama ini efektif menghalau penetrasi lawan.
Senegal (4-3-3): Edouard Mendy; Bouna Sarr, Kalidou Koulibaly, Abdou Diallo, Saliou Ciss; Cheikhou Kouyate, Nampalys Mendy, Idrissa Gueye; Boulaye Dia, Famara Diedhiou, Sadio Mane.
Guinea Ekuatorial (4-2-3-1): Jesus Owono; Carlos Akapo, Esteban Obiang, Saul Coco, Basilio Ndong; Pablo Ganet, Jose Machín; Iban Edu, Santiago Eneme, Jannick Buyla; Dorian Jr.